Selasa 08 Dec 2020 18:20 WIB

Abah Taufik, Bersepeda Ontel Keliling Jabar Sosialisasi 3M

Banyak masyarakat yang malu dengan sosialisasi protokol kesehatan yang dilakukannya.

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Agus Yulianto
Abah Taufik yang akrab disapa lalakipeuting di kalangan pesepeda di Bandung melakukan gowes keliling Jabar menyosialisasikan protokol kesehatan 3M, Selasa (8/12).
Foto: Republika/M Fauzi Ridwan
Abah Taufik yang akrab disapa lalakipeuting di kalangan pesepeda di Bandung melakukan gowes keliling Jabar menyosialisasikan protokol kesehatan 3M, Selasa (8/12).

REPUBLIKA.CO.ID, Pandemi Covid-19 di Indonesia sudah berlangsung sejak Maret tahun 2020 hingga saat ini atau kurang lebih 9 bulan. Sebanyak 581 ribu orang warga dinyatakan terinfeksi virus Corona dan 479 ribu lebih pasien telah berhasil sembuh dan 17 ribu orang yang terinfeksi diantaranya dinyatakan meninggal dunia.

Upaya sosialisasi agar tidak tertular virus Corona terus dilakukan pemerintah kepada masyarakat yaitu memakai masker, menjaga jarak dan sering mencuci tangan. Sosialisasi turut dilakukan secara swadaya oleh masyarakat yang ingin memberikan penyadaran ke masyarakat tentang bahaya Covid-19.

Abah Haji Taufik (53 tahun), salah satu pegowes asal Bandung turut terlibat dalam menyosialisasikan penerapan protokol kesehatan di masyarakat. Cara yang dilakukannya adalah dengan bersepeda ontel sendiri keliling Jawa Barat pada September lalu.

Kakek yang dikenal sebagai lalaki peuting (lelaki malam) di kalangan pesepeda di Bandung ini bercerita sejak pandemi covid-19 terjadi di Indonesia khususnya di Bandung selalu terlibat menyosialisasikan 3M setiap bersepeda. Pada sepeda ontel yang sering digunakannya, ia memasang Toa dan speaker untuk digunakan menyampaikan pesan pentingnya protokol kesehatan.

Pada satu momen, ia mengungkapkan bercerita kepada mantan Kapolda Jabar, Irjen Pol Rudi Sufahriadi tentang niatnya untuk berkeliling Jawa Barat menggunakan sepeda ontel sambil menyosialisasikan protokol kesehatan. Gayung bersambut, menurutnya, mantan Kapolda Jabar tersebut mendukung rencana tersebut dan mengintruksikan jajaran di masing-masing polres di Jawa Barat untuk memberikan bantuan jika muncul masalah di lapangan.

"Rencana tiga minggu bersepeda bisa diselesaikan 11 hari," ujarnya saat ditemui di Polrestabes Bandung, Selasa (8/12). Ia mengatakan, misi lainnya selama berkeliling Jawa Barat yaitu menyosialisasikan tentang bahaya narkoba.

Abah Taufik mengaku, turut mendapatkan dukungan langsung dari Kepala BNN Jabar, Brigjen Pol Sofyan Syarif A untuk kegiatan tersebut. Ia mengungkapkan, bersepeda keliling Jawa Barat mulai dilakukan dengan garis start di Mapolda Jawa Barat pada September lalu.

Menurutnya, rute perjalanan yang ditempuh yaitu ke Cianjur, Kabupaten-Kota Sukabumi, Kabupaten-Kota Bogor, Kabupaten Karawang, Purwakarta dan Subang. Ia mengatakan, perjalanan dari Subang dilanjut ke Indramayu, Cirebon, Ciamis, Banjar, Tasikmalaya, Garut, Sumedang dan berakhir finish di Polrestabes Bandung.

"Saya selalu menargetkan bersepeda dari pukul 07.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB. Saya juga suka membawa masker untuk dibagikan," katanya.

Abah mengaku, mendapatkan suka duka selama berkeliling Jawa Barat dari mulai permasalahan sepeda hingga sikap acuh masyarakat terhadap sosialisasi yang dilakukan olehnya. Namun, menurutnya hal tersebut tidak membuat kendor semangatnya bersepeda.

"Beberapa kali, sepeda ontel bermasalah, karena jarang bengkel sepeda ontel jadi harus menelepon ke Bandung minta spare part dan dikirim," katanya. Namun, ia mengaku, turut melihat di daerah banyak masyarakat yang malu dengan sosialisasi protokol kesehatan yang dilakukannya.

"Respons masyarakat di daerah bagus, begitu kita pasang sirine dan koar-koar mengajak pakai masker langsung (warga) pakai masker, ada yang ngumpet dikira dari aparat. Kalau kita masuk ke pasar tidak jauh di Bandung itu lain, (saya) diteriakin gandeng (berisik), covid-19 mah gak ada," ujar jurnalis salah satu media lokal di Bandung.

Abah melanjutkan jika Toa dan speaker yang dipasang di sepeda miliknya merupakan kepunyaan pribadi. Menurutnya, ia selalu mendengarkan musik selama perjalanan untuk menghilangkan rasa bosan. Selain itu, ia tidak lupa membawa perlengkapan pribadi dan vitamin.

Abah mengaku, mulai aktif bersepeda ontel sejak 8 tahun terakhir. Baginya, sepeda ontel memiliki keunikan salah satunya kostum yang digunakan saat memakai ontel bisa bervariasi. Sebelum pandemi, ia mengaku sebulan sekali bersepeda keluar kota.

"Dulu pernah dengan Kabid Humas Polda Jabar zaman pak Truno (Truno Yudo) gowes Bandung Surabaya selama 10 hari," katanya. Ia mengaku berencana gowes Bandung-Banten pada awal tahun 2021.

Abah menambahkan, sejak dua tahun terakhir sering menyimpan botol mineral berukuran 1,5 liter berisi air di kepalanya saat menggunakan sepeda. Menurutnya, kegiatan tersebut melatih keseimbangan, konsentrasi dan dan kekuatan.

"Awalnya nyimpen botol di kepala saat perjalanan bersepeda Bandung-Purwakarta dan akhirnya keterusan. Alhamdulillah bisa menjaga keseimbangan, konsentrasi dan menambah kekuatan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement