Selasa 08 Dec 2020 17:29 WIB

Polbangtan YoMa Perkuat Fungsi KostraTani di Magelang

Polbangtan YoMa gelar pelatihan limbah urine domba bagi 20 peternak Magelang

 Perguruan tinggi vokasi pertanian, Poilbangtan YoMa menggelar pelatihan olah limbah urine domba bagi 20 peternak domba perwakilan dari beberapa desa di Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang, Jateng.
Foto: istimewa
Perguruan tinggi vokasi pertanian, Poilbangtan YoMa menggelar pelatihan olah limbah urine domba bagi 20 peternak domba perwakilan dari beberapa desa di Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang, Jateng.

REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Perguruan tinggi vokasi pertanian, Poilbangtan YoMa menggelar pelatihan olah limbah urine domba bagi 20 peternak domba perwakilan dari beberapa desa di Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang, Jateng.

"Pelatihan pengolahan limbah urine domba merupakan pendampingan KostraTani bagi BPP Pakis melaksanakan fungsi sebagai pusat pendidikan dan pembelajaran," kata Plt Direktur Polbangtan YoMa, Dr Rajiman.

Dia menambahkan Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta - Magelang (Polbangtan YoMa) melaksanakan amanah Kementerian Pertanian RI bagi unit pelaksana teknis (UPT) di seluruh Indonesia untuk mendampingi Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) selaku Komando Strategis Pembangunan Pertanian (KostraTani) di tingkat kecamatan sebagai locust pembangunan pertanian.

Dedi Nursyamsi selaku Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) mengingatkan bahwa pendampingan KostraTani melalui pelatihan teknis bagi petani merupakan program Kementan, dilaksanakan dari pusat hingga kecamatan.

“Tujuannya, menindaklanjuti fungsi BPP sebagai pusat pendidikan dan pembelajaran, baik oleh penyuluh maupun kelompok tani dan kelompok wanita tani serta masyarakat secara umum,” kata Dedi Nursyamsi via virtual meeting di Agriculture War Room (AWR).

Dedi menambahkan hasil riset menyatakan pengungkit terbesar produksi pertanian adalah SDM yakni pelaku utama dan pelaku usaha pertanian. Hal itu sejalan dengan instruksi Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bahwa penguatan BPP selaku KostraTani dilakukan menyeluruh. 

Mentan Syahrul senantiasa mengajak seluruh insan pertanian mewujudkan fungsi dan peran BPP melalui Kostratani. Guna meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam kegiatan usaha tani, sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan produksi pertanian.

"Fungsi KostraTani harus maksimal, berarti penguatan pun harus dilakukan bersamaan. Jadi BPP sudah benar-benar siap saat ditransformasi menjadi Kostratani," kata Mentan Syahrul.

Dr Rajiman menambahkan, pendampingan Polbangtan YoMa menggandeng pemerintah daerah, khususnya dinas pertanian dan pertanian di tingkat kabupaten dan kota Magelang sebagai penanggung jawab Kostrada. 

"Diawali identifikasi potensi wilayah kemudian identifikasi kebutuhan latihan masing-masing kelompok tani di setiap BPP. Ditindaklanjuti pelatihan teknis sesuai kebutuhan materi dari kelompok tani di wilayah BPP," katanya.

Pelaksanaan pelatihan teknis di masing-masing kelompok tani (Poktan) wilayah BPP didukung oleh Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten/Kota Magelang. Sementara peserta pelatihan dari perwakilan beberapa Poktan dan KWT dari setiap BPP kecamatan se-Magelang. Peserta pelatihan 20 orang dari setiap BPP, pelatih/fasilitator dari dinas pertanian dan pangan, BPP, dosen dan praktisi. 

Koordinator BPP Pakis, Sutiman mengatakan kegiatan pelatihan digelar BPP Pakis pada 26 November. Fasilitator dari Abita Farm, Mungguh Bimo, duta petani milenial (DPM) Kabupaten Magelang mengurai materi pengolahan urine domba menjadi pupuk organik cair (POC).

"Para peternak domba hadapi kendala limbah urine tidak termanfaatkan, padahal dapat diolah menjadi pupuk organik cair, sehingga memberi nilai tambah untuk kepentingan pribadi maupun dijual," kata Mungguh Bimo.

Dia pun mengurai tentang alat dan bahan berupa wadah kedap udara, ember, timbangan, gayung, pengaduk, saringan dan sendok. Bahan urine domba sebanyak 100 liter, EM4 satu botol, molases dua botol, asam amino 125 gram (setara 25 sendok makan), tricoderma 500 gram dan sabut kelapa lima kg.

"Takar bahan sesuai kebutuhan. Campur molases, EM4, asam amino, dan trikoderma. Sobek sabut kelapa menjadi lebih kecil. Masukkan campuran mikroba ke dalam urine sambil diaduk hingga homogen. Masukkan sabut kelapa lalu tutup wadah sampai rapat. Diamkan selama 14 hari," kata Mungguh Bimo.

Menurutnya, POC berhasil apabila berwarna kuning kecoklatan, bau bahan pembentukannya sudah membusuk dan adanya bercak-bercak putih. "Semakin banyak semakin bagus."

Sementara pemanfaatan untuk tanaman. Penerapannya, dengan menyiramkan di sekitar akar atau pangkal tanaman. Waktu penyiraman sebaiknya pagi dan sore, dengan dosis 15 ml.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement