REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hari pemungutan suara pemilihan kepala daerah (Pilkada) akan berlangsung besok pada 9 Desember 2020. Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) akan mendatangi warga yang berada di rumah sakit maupun yang sedang isolasi mandiri.
Humas PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Halik Malik mengatakan, bagi para petugas KPPS yang bertugas sudah mempertimbangkan langkah-langkah pencegahan. Ini termasuk bagaimana pelaksaannya di rumah sakit atau tempat lain selama mendatangi para pemilih.
“Ini kan tidak dilakukan secara keseluruhan para petugas, hanya petugas tertentu yang dimandatkan untuk menjangkau penjara, rumah sakit, panti jompo, dan fasilitas lainnya. Jadi, mereka sudah dipersiapkan secara khusus terkait prinsip pencegahan dan teknis pelaksanaan pilkada,” kata Halik Malik saat dikonfirmasi, Selasa (8/12).
Dengan demikian, diharapkan, para petugas KPPS tetap mampu mencegah penyebaran Covid-19 karena sudah menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap. Kendati mungkin ada kesulitan nantinya. Setidaknya, kata dia, pihak penyelenggara pilkada sudah memenuhi kewajiban dengan mengunjungi fasilitas-fasilitas tersebut. Misal, ada ruang ruang isolasi yang intensif, karena pasien tidak sadar, dia tidak menjadi sasaran. Hanya mereka yang berada di perawatan umum maupun perawatan khusus Covid-19.
“Para petugas KPPS tidak harus ke dalam kamar atau ruang isolasi, mereka bisa saja hanya di koridor. Mereka belum tentu berkontak langsung dengan pasien. Bisa saja dengan jarak tertentu melihat proses pemilihan dengan kaidah yang sudah ditentukan,” ujar dia. Sehingga, semua teknis nanti bisa jadi ditentukan oleh setiap tim.
Menurutnya, walaupun berpotensi terpapar, para petugas sudah menggunakan APD sehingga kondisinya nanto relatif aman. Sebab, semua prosedur kesehatan sudah memenuhi standar Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) yang dijadikan sebagai acuan dari pihak penyelenggara.
Epidemiolog Universitas Indonesia, Tri Yunis juga menyebut, para petugas KPPS yang datang ke rumah sakit seharusnya tidak tertular dari virus.
“Mereka pakai APD harusnya tidak tertular. Lalu benda-benda terkait proses pilkada seperti kertas suara disentuh menggunakan sarung tangan. Setelah memilih, sarung tangan itu dibuang,” kata Tri Yunis.
Potensi tertularnya virus, kata dia, masih relatif aman. Namun, yang perlu diperhatikan adalah para Orang Tanpa Gejala (OTG). Sebab, para OTG tidak bisa dilacak. Selain OTG, Yusni juga mengkhawatirkan, pada kasus Covid-19 ringan.
“Yang kasus ringan, yang lagi isolasi mandiri. Mereka isolasi pun enggak diawasi dengan baik. Kalau pas mereka ikut pemilu tidak diatur dengan baik oleh KPU, pasti kita kecolongan, ada peningkatan pasti,” kata Tri Yusni saat dikonfirmasi, Selasa (8/12).
Semua pihak perlu menegakkan prosedur kesehatan karena situasi masih belum terkendali dengan data menunjukkan tingginya kasus Covid-19 dilaporkan per hari. Berdasarkan data pemerintah, ada penambahan 5.754 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir sehingga total kasus mencapai 581.550 orang.
Sedangkan data pasien yang baru sembuh 4.431 sehingga total pasiem sembuh berjumlah 479.202 orang. Sementara pasien yang meninggal dunia bertambah 127 orang sehingga jumlah pasie Covid-19 meninggal 17.867.