Senin 07 Dec 2020 16:28 WIB

Vaksin Covid-19 Tiba, Ganjar: Diprioritaskan Nakes Dahulu

Vaksin telah diterima, masyarakat diminta tetap waspada, patuhi protokol kesehatan

Rep: bowo pribadi/ Red: Hiru Muhammad
Foto selebaran yang disediakan oleh Istana Kepresidenan Indonesia menunjukkan para pekerja yang menurunkan vaksin COVID-19 dari China Sinovac Biotech, Ltd di Bandara Internasional Jakarta di Tangerang, Indonesia, 06 Desember 2020.
Foto: EPA-EFE/INDONESIAN PRESIDENTIAL PALACE
Foto selebaran yang disediakan oleh Istana Kepresidenan Indonesia menunjukkan para pekerja yang menurunkan vaksin COVID-19 dari China Sinovac Biotech, Ltd di Bandara Internasional Jakarta di Tangerang, Indonesia, 06 Desember 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG--Pemerintah Indonesia telah mendapat 1,2 juta vaksin Covid-19 dari China. Kepastian ini diperoleh setelah vaksin Sinovac tiba di bandara Internasional Soekarno- Hatta (Soeta), Ahad (6/12) malam.

Daerah pun antusias menyambut kabar tersebut, tak terkecuali Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Orang nomor satu di Provinsi Jawa Tengah ini menyebut rencananya Jawa Tengah akan mendapatkan jatah sekitar 421.000 dosis.

Dari jumlah jatah vaksin tersebut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah bakal memprioritaskan pemberian vaksin bagi tenaga kesehatan (nakes). “Yang lain saya minta bersabar dulu,” katanya Senin (7/12).

Jawa Tengah, telah menyiapkan beberapa hal terkait dengan vaksinasi Covid-19 tersebut, seperti pelatihan terkait vaksinasi hingga mekanisme antrian agar masyarakat bisa memahami prosedurnya.

Terlebih lagi, jatah dari vaksin yang sudah tiba di tanah air tersebut, memang masih sebagian kecil dan di luar vaksi dari China tersebut juga masih ada lagi sumber lainnya yang akan diterima Pemerintah.

Ia mengimbau masyarakat tidak perlu cemas “Karena terkait dengan vaksin Covid-19, Pemprov Jawa Tengah akan menyiapkan untuk tata laksana dan mekanisme antreannya,” katanya.

Kendati vaksin Covid-19 sudah diterima Pemerintah Indonesia, lanjut Ganjar, bagi masyarakat Jawa Tengah yang paling penting adalah jangan sampai lengah, terlena dan terlalu gembira karena vaksin Covid-19 telah diterima hingga kemudian abai pada protokol kesehatan.

“Kita semua harus tetap disiplin dalam memakai masker, rajin mencuci tangan dan tetap mematuhi protokol kesehatan serta SOP pencegahan penularan Covid-19 lainnya,” tegas gubernur.

Hasil survei sejumlah lembaga—terkait dengan ketaatan menjaga protokol kesehatan, tingkat kedisiplinan masyarakat Indonesia dalam melaksanakan ‘3 M’ terus menurun dan itu sangat berbahaya.

Itulan yang menjadi alasan Gubernur Jawa Tengah mengingatkan warganya, agar selalu disiplin dan memperketat penerapan protokol kesehatan untuk pencegahan penyebaran pandemi Covid-19. Hotel, tempat pariwisata, pusat bisnis  dan sekolah yang ada di Jawa Tengah tetap menerapkan protocol kesehatan yang ketat.

Jam malam juga dioptimalkan kembali, pembatasan pada kegiatan masyarakat juga harus ditingkatkan. “Saya minta kesadaran masyarakat, agar tetap disiplin menjaga protokol kesehatan dan berkontribusi bagi percepaatan penanganan pandemic ini,” tegasnya.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Prabowo membenarkan adanya penurunan masyarakat dalam hal disiplin dan kepatuhan dalam menerapkan protokol kesehatan. Hal tersebut dimungkinkan karena masyarakat sudah bosan dengan kondisi selama Sembilan bulan harus menghadapi situasi pandemi. Situasi seperti itu juga terjadi di semua tempat. “Tidak hanya di Jawa Tengah saja, bahkan di seluruh dunia yang dilanda pandemi Covid-19.

Dari data survei yang ada, tingkat kepatuhan masyarakat di Indonesia untuk memakai masker sebelum libur panjang lalu sebesar 89 persen dan tingkat kepatuhan untuk menjaga jarak sebesar 77,82 persen. Namun setelah masa libur panjang akhir pekan dan cuti bersama beberapa waktu lalu, terjadi penurunan, baik untuk tingkat kepatuhan memakai masker maupun tingkat kepatuhan untuk menjaga jarak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement