Ahad 06 Dec 2020 18:57 WIB

Ketum IPNU Berharap Sosok Kapolri Baru Sensitif Radikalisme

Ketum IPNU menyebut tentang potensi radikalisme di sekolah dan kampus

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Aswandi Jailani (tengah), menyebut tentang potensi radikalisme di sekolah dan kampus
Foto: Republika/Muhyiddin
Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Aswandi Jailani (tengah), menyebut tentang potensi radikalisme di sekolah dan kampus

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PP IPNU), Aswandi Jailani, berharap sosok Kepala Kepolisian Republika Indonesia (Kapolri) yang baru nantinya lebih sensitif terhadap radikalisme, khususnya yang berada di lingkungan sekolah dan kampus.

Dia mengatakan, Kapolri Jenderal Idham Aziz sebentar lagi akan memasuki masa pensiun. Karena itu, menurut dia, calon penerusnya nanti harus memiliki integritas dan sensitifitas terhadap radikalisme yang masih sangat marak, tak terkecuali di kalangan pelajar.

Baca Juga

Menurut dia, selama ini radikalisme di sekolah dan kampus masih berkembang sehingga perlu ditangani secara serius. “Radikalisme di kalangan pelajar menurut penelitian sudah mencapai lebih dari 20 persen. Ini perlu tindakan serius dari Polri,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (5/12).

Aswandi menjelaskan, para pelajar merupakan generasi penerus tongkat estafet kepemimpinan masa depan bangsa. Jika mereka teracuni paham radikal, maka masa depan Indonesia bisa terancam.

Karena itu, menurut dia, IPNU sebagai organisasi yang menaungi para pelajar siap bersinergi untuk mengatasi problematika sosial ini. “Kami siap bersinergi untuk mengurangi persoalan radikalisme di sekolah. Selama ini, kami telah bergerak melalui berbagai program demi merangkul mereka menuju jalan moderat,” ucap Aswandi.

Selain itu, Aswandi juga berharap agar Kapolri mendatang memiliki visi kuat dan pengalaman yang cakap. Karena, menurut dia, tantangan sosial ke depan membutuhkan penanganan yang serius agar bangsa tetap aman.

“Kapolri harus kaya pengalaman dalam menangani problematika sosial, sehingga permasalahan lebih berat yang akan dihadapinya nanti tidak ragu lagi dalam menghadapi dan menyelesaikannya,” kata Aswandi.

Dengan begitu, lanjutnya, pembangunan nasional dan cita-cita Indonesia Emas 2045 dengan adanya bonus demografi dapat tercapai dengan maksimal. “Bonus demografi harus dimanfaatkan betul agar tidak menjadi masalah dan Indonesia Emas di satu abad nanti bisa terwujud,” tutupnya. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement