REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG, JAWA TIMUR -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Jawa Timur mengimbau warga meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman bahaya lahar dingin Gunung Semeru di sepanjang daerah aliran sungai (DAS). Itu seiring hujan yang mengguyur di kabupaten setempat, Sabtu (5/12).
"Alhamdulillah, hujan sudah reda pada sore ini, namun semua relawan dan petugas tetap siaga di titik-titik rawan empat DAS yang berhulu di Gunung Semeru," kata Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang Wawan Hadi Siswoyo di Lumajang.
Menurutnya, ada empat DAS Gunung Semeru yang harus diwaspadai saat turun hujan yakni Besuk Kobokan, Sungai Rejali, Kali glidik, dan Besuk Sat yang berada di beberapa kecamatan di antaranya Kecamatan Pronojiwo, Pasirian, dan Candipuro.
"Petugas yang berada di sepanjang DAS Gunung Semeru akan menyampaikan informasi kepada masyarakat apabila debit air naik, sehingga warga akan dievakuasi ke tempat aman atau di posko yang sudah disiapkan," tuturnya.
Pihak Muspika, lanjut dia, juga diminta siaga untuk mengantisipasi banjir lahar dingin Semeru yang dapat terjadi sewaktu-waktu di sepanjang DAS Gunung Semeru.
"Kami melibatkan Polri, TNI, dan relawan untuk siaga di titik-titik DAS Gunung Semeru yang menjadi titik rawan dilalui lahar dingin, agar tidak ada penambang atau masyarakat karena berbahaya," katanya.
Wawan mengimbau para penambang pasir tidak nekat berada di jalur DAS Gunung Semeru karena banjir lahar dingin dapat terjadi sewaktu-waktu dan membahayakan bagi penambang, sehingga petugas juga sudah bersiaga di sejumlah titik untuk mengantisipasi hal itu.
Banjir lahar dingin sempat terjadi di bawah Jembatan Piket Nol, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang pada Kamis (3/12) sore karena kawasan Besuk Kobokan diguyur hujan deras.Bupati Lumajang Thoriqul Haq juga melakukan pengecekan terhadap kondisi terkini jalur aliran lahar dingin pada Kamis (3/12) malam saat hujan turun bersamaan dengan lahar panas di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Dusun Bondeli Lor, Desa Sumberwuluh Kecamatan Candipuro yang membuat masyarakat khawatir karena aliran lahar panas yang bercampur dengan hujan membuat aliran semakin deras dan membawa material pasir dan batu.