Sabtu 05 Dec 2020 09:34 WIB

Jabar Fasilitasi 12 Perusahaan Tembus Pasar Global

Total ekspor Desember yang dilakukan 12 perusahaan tersebut mencapai Rp 542,74 miliar

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Perusahaan asal Jawa Barat baik perusahaan maupun UKM sukses menembus pasar global di tengah pandemi Covid-19
Foto: istimewa
Perusahaan asal Jawa Barat baik perusahaan maupun UKM sukses menembus pasar global di tengah pandemi Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Sebanyak 12 Perusahaan asal Jawa Barat baik perusahaan maupun UKM sukses menembus pasar global di tengah pandemi Covid-19. Hal tersebut menunjukkan optimisme kinerja ekspor Jawa Barat yang terus menggeliat. Pelepasan ekspor ini dilakukan serentak se-Indonesia yang dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo secara daring, Jumat (4/12).

Menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat Moh Arifin Soedjayana, 12 perusahaan tersebut bagian dari 132 perusahaan dari 16 provinsi. Pelepasan ekspor ini dinisiasi oleh Kementerian Perdagangan.“Alhamdulillah, dari Jabar ada 12 perusahaan yang ikut pelepasan ekspor serentak. Yang lebih membanggakan lagi 7 diantaranya itu pelaku usaha kecil menengah, sisanya non UKM,” ujar Arifin usai Pelepasan Ekspor ke Pasar Global, di PT Kewalram Indonesia, Kabupaten Sumedang.

Arifin mencatat total ekspor pada bulan Desember 2020 yang dibukukan oleh 12 perusahaan tersebut mencapai US$37,43 Juta atau Rp 542,74 miliar. Dengan jenis produk antara lain technical textile & masker, APD, alas kaki, furnitur rotan, microfiber (cloth, pad/poly edge, sponge cloth), makanan ringan (sumpia/spring roll) dan perhiasan emas.

“Volume ekspor dari 12 perusahaan tersebut sebanyak 40 kontainer, 10 truk box dengan berat 669 kilogram. Jadi dari sisi nilai dan volume cukup besar, apalagi di tengah pandemi seperti sekarang, banyak pelaku ekspor asal Jabar membuktikan masih bisa struggle,” paparnya.

Arifin menilai ekspor yang dilakukan oleh UKM menunjukan bahwa kegigihan pelaku usaha kecil di tengah pandemi begitu tinggi. Menurutnya dari 40 kontainer yang dikirim ke luar negeri, pelaku UKM mengirim di atas 10 kontainer. “UKM ini produk furnitur, diminati pasar di Eropa, Amerika dan Australia, semoga bisa memicu para pelaku usaha lain,” katanya.

Sebelumnya, Gubernur Jabar Ridwan Kamil meyakini bahwa ekspor Provinsi Jabar akan terus membaik di masa pandemi Covid-19. Saat ini, ekspor Jabar menjadi yang tertinggi di Indonesia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) periode Januari hingga Agustus 2020, Jabar menyumbang 16,28 persen terhadap ekspor nasional, disusul Jawa Timur sebesar 12,95 persen dan Kalimantan Timur sebesar 8,44 persen.

"Saat ini, kami akan mengubah bagaimana mengarahkan ekonomi Jabar pascapandemi. Ada tujuh ekonomi baru di Jabar yang harus kami usahakan," katanya.

Pertama adalah Jabar berupaya menarik investor yang memutuskan pindah dari Tiongkok. Kedua, fokus pada ketahanan pangan. Tujuannya agar dapat memenuhi kebutuhan pangan sendiri. Ketiga, kata Emil, Jabar mencanangkan sebagai pusat keunggulan bidang medis.

"Keempat dan kelima, seperti yang Anda tahu, mempelajari dan menggunakan 4.0 bukan lagi sebuah pilihan, tapi keharusan. Maka, kami merevolusi kurikulum di seluruh institusi pendidikan dengan menggunakan Digital 4.0 Content," katanya.

Kemudian, Jabar berupaya menjadi yang terdepan dalam sustainability business (bisnis berkelanjutan). Waste to energy juga bagian dari bisnis berkelanjutan tersebut. Terakhir adalah pariwisata lokal.

"Itulah optimisme di Jabar, rumah bagi lebih dari 60 persen industri di Indonesia, destinasi investasi nomor satu di Indonesia, dan rumah bagi SDM paling produktif di Indonesia," kata Emil.

Sementara itu, Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BPPP) Kementerian Perdagangan, Oke Nurwan mengatakan potensi ekspor di Jawa Barat khususnya memang menjadi yang terbesar. Ia menyebut, akan terus mengoptimalkan potensi ini agar mempu mengerek pedapatan negara melalui devisa serta memangkas defisit transaksi berjalan.

"Yang ingin kami sampaikan saya saat ini, untuk pertumbuhan ekonomi di Indonesia mulai kembali sejak penurunan semester satu, walaupun sekarang masih negatif, tapi tren sudah menuju positif," kata Oke.

Hal yang membuat bangga  adalah pelaku UKM yang mulai mendapatkan tempat di pasar global sehingga bisa mendistribusikan ke seluruh dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement