REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Aktivitas Gunung Semeru mulai mengalami penurunan, Kamis (3/12). Namun, masyarakat masih perlu mewaspadai dampak dari sisa material gunung di beberapa wilayah dekat DAS.
Kabid Penanggulangan Bencana dan Logistik, BPBD Kabupaten Lumajang, Wawan Hadi menerangkan, hujan yang mengguyur akan mencairkan material yang tersisa di sekitar Gunung Semeru. Untuk itu, masyarakat di bantaran sungai Kobokan, Besuk Kembar, Besuksat, dan Kali Gribig harus waspada dan tidak boleh mendekati areal DAS.
"Karena potensi hujan masih tinggi, potensi lahar dingin masih tinggi dan ada," kata Wawan saat dihubungi wartawan, Kamis (3/12).
BPBD Lumajang telah menginformasikan potensi lahar dingin kepada masyarakat terutama para penambang. Sebelumnya, mereka juga telah diminta untuk tidak beraktivitas dahulu selama masa tanggap darurat Gunung Semeru. Terlebih, aktivitas gunung sangat fluktuatif sehingga tidak bisa diprediksi aktivitasnya.
"Kita (akan terus) sosialisasi, kita tempatkan relawan dan tim untuk memberi sosialisasi ke warga karena situasi seperti ini cuaca ekstrim," ujar Wawan.
Saat ini, sebagian besar pengungsi telah kembali ke rumah masing-masing. Di dalam aturan, warga sebenarnya tidak boleh kembali ke rumah selama masa tanggap darurat belum selesai. Namun berhubung rumah warga dekat dengan tempat pengungsian, maka mereka diperkenankan pulang.
"Tapi terpantau tim sewaktu-waktu keadaan tidak memungkinkan, tim sudah bergerak untuk mengevakuasi. Dapur umum kita siapkan setiap saat," ucapnya.
Berdasarkan data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Semeru masih tertutup kabut sehingga asap kawah tidak teramati. Gunung tercatat telah mengalami 11 kali gempa guguran dengan amplitudo dua sampai lima milimeter (mm) dan lama gempa 50 hingga 220 detik. Satu kali gempa hembusan dengan amplitudo enam mm dan lama gempa 50 detik.
Saat ini tingkat aktivitas Gunung Semeru masih level dua atau waspada. Untuk itu, masyarakat diminta tidak beraktivitas dalam radius satu kilometer (km) dari kawah/puncak Gunung Semeru dan jarak empat km arah bukaan kawah di sektor selatan-tenggara. Kemudian mewaspadai awan panas guguran, guguran lava dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru.
Selanjutnya, masyarakat diharapkan menjauhi atau tidak beraktivitas di area terdampak material awan panas. Hal tersebut penting dilakukan karena saat ini suhunya masih tinggi. Lalu juga mewaspadai potensi luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk Kobokan.