Kamis 03 Dec 2020 00:54 WIB

Mensos: Tiga Program Bansos Sudah Tersalurkan 100 Persen

Langkah Kemensos di awal pandemi yakni refocusing program dan realokasi anggaran

Rep: Amri Amrullah/ Red: Gita Amanda
Menteri Sosial Juliari Batubara menyebutkan ada tiga bansos yang sudah rampung disalurkan untuk akhir 2020 ini.
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Menteri Sosial Juliari Batubara menyebutkan ada tiga bansos yang sudah rampung disalurkan untuk akhir 2020 ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Sosial Juliari P Batubara mengungkapkan program bantuan sosial yang diamanahkan ke Kementerian Sosial dalam rangka penanganan dampak pandemi Covid-19 sudah berjalan tepat waktu. Mensos menyebutkan ada tiga bansos yang sudah rampung disalurkan untuk akhir 2020 ini.

“Sejauh ini, bansos dapat kami salurkan tepat waktu dan tepat sasaran. Ada 3 bansos yang penyalurannya telah mencapai 100 persen. Yakni bansos PKH, Bansos Tunai untuk Peserta Program Sembako/BPNT Non-PKH, dan BSB,” kata Mensos dalam keterangan pers kepada wartawan, Rabu (2/12).

Baca Juga

Hal itu disampaikan Mensos Ari, sapaan akrabnya, saat mendapat predikat sebagai sosok inspiratif dalam penanganan dampak pandemi dari Majalah Gatra. Dalam ajang Gatra Awards 2020, Mensos menerima penghargaan “Dedikasi dan Pengabdian Tanpa Batas”, dalam kategori: "Sosok Inovatif Peningkatan Kesejahteraan Melalui Program Jaring Pengaman Sosial".

Mensos Ari menyampaikan langkah penting yang ditempuh Kemensos di masa awal pandemi adalah melakukan refocusing program dan realokasi anggaran. “Kami juga melakukan koordinasi cepat dan intensif dengan pemerintah daerah terkait penetapan kuota penerima bantuan bagi saudara kita yang terdampak pandemi,” katanya melalui kanal streaming.

 

Sebagai respon cepat terhadap pandemi, Kemensos juga mengaktifkan dapur umum di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama (TMPNU) Kalibata Jakarta. Dapur Umum didukung 150 personel Taruna Siaga Bencana (Tagana) memproduksi 6.000 porsi makanan siap saji dan didistribusikan  untuk pekerja informal di DKI Jakarta yang terdampak karena pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta.

 

“Bantuan sembako dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka selama belum ada bantuan resmi dari pemerintah pusat. Bantuan ini juga menunjukkan bahwa negara hadir di tengah-tengah bencana sejalan dengan tagline #KemensosHADIR,” ia menambahkan.

Sejalan dengan kebijakan nasional dalam penanganan Covid-19, pemerintah pusat memberikan dukungan anggaran kepada Kemensos yang terus meningkat. “Dari anggaran Kemensos TA 2020 semula Rp 62,76 triliun, mengalami penambahan menjadi Rp 104,4 triliun, dan kemudian Rp 124,76 triliun. Dan, terakhir mendapat penambahan menjadi Rp 134,008 triliun,” katanya.

Dalam bidang perlindungan sosial, Kemensos meluncurkan berbagai bantuan sosial, yakni bansos reguler, bansos khusus, dan bansos tambahan. Untuk bansos reguler, Kemensos melakukan perluasan sasaran dan peningkatan indeks bantuan.

Mensos mengakui, meskipun anggaran terus meningkat, namun pada saat bersamaan dibarengi dengan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip tata kelola yang baik, akuntabel dan transparan. “Dalam Laporan Keuangan Kemensos TA 2019, Kemensos mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Ini adalah predikat WTP ke-4 kali berturut-turut dari BPK,” katanya.

 

Selain untuk memenuhi sebagian dari kebutuhan pokok dan mengurangi pengeluaran masyarakat terdampak, bansos juga efektif menggerakkan perekonomian di tengah perlambatan pertumbuhan. “Pagu anggaran Kemensos sebesar Rp 128,9 triliun, atau lebih separuh, masuk dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN),” katanya.

Anggaran jumbo, namun Kemensos mampu menunjukkan kinerja anggaran yang memuaskan. Realisasi anggaran PEN di Kemensos terus mencetak prosentase tertinggi. Per Per 3 November, Kemensos ini telah tercapai sebesar realisasi anggaran PEN sebesar Rp 112,7 triliun 87,44 persen dari anggaran.

“Demikian pula realisasi anggaran secara umum di Kemensos, juga prosentasenya tertinggi. Hal ini menunjukkan kontribusi Kemensos dalam PEN berdampak signifikan bagi perputaran roda perekonomian,” katanya.

 

Penanganan dampak pandemi dilakukan Kemensos dan jajaran dengan penuh dedikasi dan menerapkan inovasi. Sejak awal pandemi,Menteri Sosial dan jajaran sepekan 3-4 kali turun ke lapangan memastikan bantuan diterima masyarakat.

Inovasi dilakukan dengan menyederhanakan prosedur sehingga bansos tersalur cepat dan tepat sasaran, dan melakukan terobosan. Seperti pada Program Sembako/BPNT, KPM menerima pencairan bantuan setiap bulan dari sebelumnya per-3 bulan.

Sementara untuk Bansos Tunai (BST), Kemensos menginstruksikan PT Pos Indonesia untuk memperpanjang waktu buka loket lebih pagi dan lebih malam. Kemensos juga memperbanyak loket sehingga lebih banyak KPM terlayani.

"Kemensos juga membuka layanan ke komunitas (kantor desa/kelurahan, sekolah, dan lainnya). Dan yang tidak kalah penting, Kemensos melakukan jemput bola ke rumah KPM yang lansia dan sakit," kata Menteri Ari.

Kemensos juga melakukan terobosan dengan salur Bansos Sembako ke komunitas, untuk memastikan kelompok- kelompok masyarakat yang belum terjangkau bantuan bisa mendapatkan bantuan. Kelompok/ komunitas yang sudah terjangkau bantuan antara lain, Ansor, Muhammadiyah, GAMKI, IMI, kelompok mahasiswa, PARFI, Bamus Betawi, dan lainnya.  

“Alhamdulilah, langkah Kemensos mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak. Lembaga survei Alvara Research Center, Charta Politica, Lembaga Survei Indonesia (LSI) dan juga lembaga survei lainnya juga senada menyatakan bahwa kinerja Kemensos memuaskan dan bansos semakin tepat sasaran, ada kepuasan, dan terus meningkat,” paparnya.

Ajang ‘Gatra Awards 2020’ merupakan bentuk keperdulian media memastikan dan memotivasi semua elemen masyarakat, pemerintah, swasta, maupun individu terus berkontribusi positif terhadap masyarakat, bangsa dan negara. Baru-baru ini, Mensos juga mendapat penghargaan sebagai menteri terpopuler di media sosial dalam ajang Apresiasi Humas Indonesia (AHI) 2020.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement