Rabu 02 Dec 2020 11:06 WIB

Bawang Sayur Jaga Ekonomi Petani Kediri di Masa Pandemi

Saat ini nilai jual bawang sayur sangat stabil.

Seorang petani menata bakal bibit bawang daun (Allium fistulosum) dengan cara diangin-anginkan di Desa Siman, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.
Foto: Antara/Prasetia Fauzani
Seorang petani menata bakal bibit bawang daun (Allium fistulosum) dengan cara diangin-anginkan di Desa Siman, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI – Pandemi Covid-19 yang melemahkan kehidupan perekonomian berbagai lapisan masyarakat membuat banyak pelaku usaha khususnya UMKM terpuruk. Peraturan pemerintah terkait segala kegiatan yang berhubungan dengan hal-hal bersifat sosial termasuk gerak roda perekonomian harus dihentikan untuk menekan jumlah angka kasus penyebaran virus. 

Namun, tidak bagi masyarakat Desa Siman, Kebupaten Kediri, Jawa Timur. Dengan komoditas unggulan pertanian bawang sayur atau bawang daun mereka bertahan dari pandemi. Sebagai pemasok bawang sayur terbesar di Jawa Timur, para petani mampu memanfaatkan situasi kondisi selama pandemi untuk mendulang pundi-pundi rupiah. 

Kepala Desa Siman, Subagiyo mengatakan, selama pandemi para petani ini tidak kesulitan mencari pasar. Kebutuhan akan bawang sayur cukup besar, apalagi ditambah dengan regulasi pemerintah dalam hal pembatasan impor. 

“Banyak pihak mengalami kemerosotan ekonomi, namun saat kondisi begini permintaan bawang sayur di untuk Jawa Timur justru cukup tinggi, kualitas bawang sayur lokal jauh lebih baik dibandingkan impor. Nilai jual pun cukup stabil, berkat pembatasan impor oleh pemerintah, otomatis permintaan pengiriman bawang daun juga semakin banyak, sehingga taraf hidup perekonomian diwilayah Desa Siman tidak merosot” ujar Subagiyo, Rabu (2/12).

Subagiyo menambahkan, didesanya panen hasil tani bawang daun memakan waktu 45 hingga 60 hari dan sekali panen para petani bisa mendapatkan omzet mencapai Rp. 100 juta untuk 1 hektar sawah, karena nilai jual bawang daun sangat stabil, kisaran Rp 12.000 - Rp 13.000 perkilo.

"Nilai jual bawang daun di sini memang lebih tinggi dari bawang sayur impor yang kisaran 7ribu - 8ribu, namun dari segi rasa dan keawetan, bawang sayur kami lebih unggul sehingga banyak dicari,” ujarnya.

Berangkat dari hal tersebut, salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Asuransi Kredit Indonesia atau Askrindo, anggota dari Holding Perasuransian dan Penjaminan Indonesia Finansial Grup (IFG) melakukan kegiatan pelatihan pengembangan UMKM bagi Kelompok Tani Bawang Sayur di Desa Siman, Kecamatan Kepung, Kediri. 

Kepala Divisi Penjaminan KUR dan Program Askrindo Himawan Sutanto mengatakan, tujuan kegiatan ini adalah membangun ekosistem UMKM di Desa Siman secara berkelanjutan untuk mendapatkan kualitas produk yang baik dan pemenuhan bahan baku yang cukup. Askrindo, kata dia, melalui program pemerintah yakni Penjaminan Kredit Usaha Rakyat (KUR), turut serta membantu UMKM tidak hanya melalui penjaminannya saja namun juga berkontribusi langsung melalui pelatihan dan pembinaannya. 

"Kami melihat Desa Siman cukup berkembang disektor bawang sayur ini. Dimana hasil tani bawang sayur Desa Siman mampu menjadi supplier disebagian besar wilayah Jawa Timur dan Askrindo akan selalu mendorong UMKM berpotensi untuk menjadi UMKM yang mandiri dan besar," ujar Himawan. 

Pemimpin Cabang Askrindo Kediri Gami Aji mengatakan, sektor pertanian diwilayah Kediri sangat baik. Potensi pasarnya masih sangatlah besar untuk digarap. "Di Kediri kami banyak terjun untuk mengetahui kondisi langsung UMKM, produktivitas para UMKM disini sangat baik, terbukti dengan kredit pinjaman mereka di Bank yang tidak macet," kata Gami. 

Sebagai informasi, sejak Januari hingga November 2020, Askrindo Cabang Kediri telah menutup Penjaminan KUR sebesar Rp. 443 Milyar dengan 13.934 debitur. Sedangkan untuk Kredit Modal Kerja (KMK) dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sejak Juli hingga November 2020 Askrindo Cabang Kediri telah menutup sebanyak 524 debitur dengan nilai penjaminan Rp 292 miliar. Adapun untuk sektor pertanian dan perdagangan potensi penyerapan Penjaminan KUR di wilayah Kediri dinilai sangat besar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement