REPUBLIKA.CO.ID,
CIREBON - Perajin rotan yang tergabung dalam Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) menyatakan bahan baku rotan saat ini sulit untuk ditemukan dan berharap pemerintah menata kembali sistem perdagangannya.
"Semua depot bahan baku saat ini kosong," kata Ketua Presidium HIMKI Abdul Sobur di Cirebon, Selasa (1/12).
Sobur mengatakan kesulitan bahan baku rotan tidak hanya dialami oleh perajin yang berada di Cirebon, namun hampir semua pusat kerajinan rotan mengalami hal yang sama.
Menurutnya, kesulitan bahan baku rotan sudah terjadi hampir empat bulan, padahal saat ini pesanan dari luar negeri sedang mengalami peningkatan setelah beberapa bulan lalu lesu.
"Kelangkaan ini terjadi tidak hanya di Cirebon, namun semua pusat kerajinan rotan mengalami hal yang sama," ujarnya.
Sementara perajin rotan dari Cirebon Satori mengatakan di Cirebon kelangkaan bahan baku rotan memang terjadi sudah cukup lama dan tentu mengganggu produksi kerajinan.
Menurut dia, dari empat depot rotan yang ada di Cirebon, semua mengalami kekosongan bahan baku. Padahal di hulunya juga masih banyak tersedia.
"Kendala utamanya diduga karena penyelundupan rotan ke luar negeri. Padahal ekspor bahan baku rotan dilarang," kata Satori
Sobur menambahkan HIMKI meminta pemerintah untuk tegas dalam melarang bahan baku rotan dijualbelikan ke luar negeri, karena di lapangan masih banyak penyelundupan.
"Kami juga minta pemerintah bisa menata kembali sistem perdagangan bahan baku rotan, agar kelangkaan ini tidak terus berulang," kata Sobur.