REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Peningkatan kasus Covid-19 di Kota Bekasi, Jawa Barat, tak menyurutkan rencana Pemerintah Kota Bekasi untuk melaksanakan sekolah atau pembelajaran tatap muka. Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi masih tetap meneruskan rencana untuk membuka pembelajaran tatap muka di sekolah.
“Sekolah, ya, sekolah aja,” kata Pepen, sapaan akrabnya, Senin (30/11).
Jumlah kumulatif kasus Covid-19 di Kota Bekasi kembali meningkat. Pada Selasa (1/12), angka kasusnya telah mencapai 10.095 kasus, atau naik 507 kasus secara kumulatif dibandingkan pada Ahad (29/11) sebanyak 9.588 kasus.
Namun, menurut politikus Partai Golkar ini, kenaikan kasus Covid-19 tetap dapat dikendalikan asalkan tingkat kesembuhan pasien tinggi dan angka kematian rendah. “Kita tidak melihat tingginya terkonfirmasi tapi kita ada dua poin, tingginya kesembuhan dan rendahnya (kematian),” kata dia.
Saat ini, Pepen mengatakan, Pemkot Bekasi tetap membahas rancangan prosedur pembelajaran tatap muka di sekolah masih terus dibahas. Menurut dia, hal yang terpenting dalam proses pembelajaran tatap muka adalah kemampuan sekolah menyediakan fasilitas dan menerapkan 3M (menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) secara ketat.
“Pada saat sekolah mampu menyediakan fasiliitas yang ada, 3 M, guruya sudah terformat ya jalan, apalagi kementerian sudah membolehkan kan, tinggal kita antisipasi, role mode-nya bagaimana,” kata dia.
Sekolah tatap muka di Kota Bekasi direncanakan akan digelar pada 18 Januari 2021. Tanggal itu berlaku bagi empat sekolah role model yang ditetapkan pemkot di antaranya SMPN 2 Kota Bekasi, SMP Victory Plus, SDN Pekayon Jaya VI dan SDN Jaticempaka VI.
Sekolah di luar role model juga akan menyusul dibuka tepatnya pada 25 Januari 2021. Kendati demikian, baik sekolah role model maupun bukan role model sama-sama melakukan persiapan mulai 11 hingga 15 Januari 2021.