REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Ruang isolasi khusus pasien COVID-19 di rumah sakit rujukan sudah terisi yang disebabkan terus bertambahnya kasus penyebaran virus yang bisa menyebabkan kematian ini di Kota Sukabumi, Jawa Barat.
"Ruang isolasi di rumah sakit rujukan seperti RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi sudah penuh, sehingga sejumlah pasien terkonfirmasi positif dirujuk ke sejumlah rumah sakit," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Sukabumi Wahyu Handriana di Sukabumi, Senin (30/11).
Menurutnya, sejumlah rumah sakit rujukan yang ada di Kota Sukabumi seperti RSUD R Syamsudin SH, RS Secapa Polri Sukabumi dan lainnya tidak hanya merawat pasien dari dalam kota saja, tetapi pengidap COVID-19 dari luar daerah.
Dengan kondisi seperti ini, ruang isolasi menjadi penuh, ditambah kasus baru warga Kota Sukabumi yang terkonfirmasi positif COVID-19 setiap harinya tersebut bertambah dan jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan pasien yang sembuh.
Bahkan, pada Senin ini,kasus baru bertambah 24 orang yang tersebar dari beberapa kecamatan, sehingga warga yang terkonfirmasi COVID-19 di Kota Sukabumi sudah mencapai 1.012 orang.
Dari jumlah tersebut 676 pasien dinyatakan sembuh, 314 pasien masih menjalani isolasi baik secara mandiri maupun di rumah sakit dan 22 pasien meninggal dunia. Pasien meninggal dunia ini mayoritas berusia lanjut dengan penyakit penyerta atau komorbid.
Namun demikian, dari ratusan pasien aktif tersebut tidak seluruhnya menjalani isolasi di ruang isolasi khusus di rumah sakit rujukan, ada beberapa dari mereka yang memilih isolasi mandiri karena kondisi kesehatannya cukup baik.
"Agar bisa melayani pasien COVID-19 yang membutuhkan perawatan instensif, saat ini RSUD R Syamsudin SH kembali menambah ruang isolasi, agar bisa menampung pasien khususnya yangkondisinyamembutuhkan alat bantu pernafasan," ujarnya.
Wahyu mengatakan hingga saat ini status Kota Sukabumi masih berada di di zona oranye COVID-19. Maka dari itu agar tidak meningkat menjadi zona merah, warga diimbau agar terus meningkatkan disiplinandalam menerapkan protokol kesehatan.
Jangan sampai menyesal setelah dinyatakan tertular virus mematikan ini. Pencegahan agar tidak tertular merupakan tanggung jawab semua pihak, sehingga jangan menganggap remeh keberadaan virus tersebut.