REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hingga saat ini, berbagai merek vaksin virus corona SARS-CoV2 (Covid-19) masih menjalani fase uji klinik. Pfizer dan Moderna misalnya sudah mengklaim efektivitas di atas 90 persen. Kendati demikian, organisasi kesehatan dunia PBB (WHO) menetapkan vaksin Covid-19 yang efektivitasnya di atas 50 persen sudah bisa digunakan.
"WHO menentukan efektivitas minimal vaksin Covid-19 adalah 50 persen. Semakin tinggi (efektivitasnya) maka semakin baik," kata Dokter Spesialis Penyakit Dalam/Vaksinolog Dirga Sakti Rambe saat mengisi konferensi virtual FMB9, Senin (30/11).
Pemerintah sedang bekerja sama dengan berbagai produsen vaksin seperti Sinovac di Bandung, Jawa Barat, dan mengembangkan vaksin produksi nasional Merah Putih. Kemudian vaksin diuji klinis dan khusus Merah Putih diharapkan tersedia pada 2022.
Yang jelas, dia menambahkan, jenis dan merek vaksin Covid-19 yang digunakan harus dipastikan keamanan dan efektivitasnya sesuai yang ditetapkan WHO dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Sehingga ia menyebutkan nantinya ada beberapa jenis vaksin Covid-19 yang bisa digunakan.
Dengan berbagai merek dan jenis vaksin Covid-19, ia menyebutkan masyarakat bisa menggunakan beberapa imunisasi, tidak hanya satu.
Hingga saat ini, ia menyebutkan ada 400 ribu lebih dokter umum, dokter spesialis, perawat, bidan dan semua tenaga kesehatan (nakes) bergotong royong bekerja sama memastikan vaksinasi dapat terlaksana dengan baik. Pemerintah, dia menambahkan, juga telah melatih 23 ribu lebih vaksinator yaitu orang-orang yang memang dilengkapi dengan keterampilan khusus melakukan vaksinasi.
Ia menambahkan, Indonesia banyak berpengalaman mendistribusikan vaksin, termasuk ke pelosok dari barat sampai ke timur. Artinya, dia menilai sistem sudah berjalan baik walau ada tantangan daerah di pegunungan atau pulau terpencil.
"Tenaga kesehatan di daerah-daerah itu sudah siap sehingga vaksin dapat didistribusikan mulai dari barat sampai ke timur Indonesia," ujarnya.
Ia juga meminta masyarakat harus mencari informasi yang benar dari sumber terpercaya karena sekarang banyak kabar hoaks. Selain itu, ia juga meminta masyarakat harus paham bahwa vaksin apapun yang telah mendapatkan izin edar dari BPOM maka dapat dipastikan keamanan dan efektivitasnya.
Di lain pihak, ia mengingatkan vaksin sebagai instrumen yang sangat penting dalam mengendalikan pandemi. "Tetapi kita harus sadari bahwa vaksin itu tidak bisa seketika menghilangkan pandemi karena ada proses distribusi yang panjang apalagi Indonesia negara kepulauan dan jumlah penduduknya banyak yaitu lebih dari 260 jita jiwa," ujarnya.
Sembari menunggu vaksin tersedia, ia meminta protokol pencegahan 3M yaitu memakai masker, mencuci tangan memakai sabun, dan menjaga jarak yang harus terus berjalan di tengah masyarakat.
"Sebab vaksin bisa mengendalikan pandemi tetapi itu butuh waktu, butuh proses," ujarnya.