REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Pandemi Covid-19 telah berdampak pada semua sektor kehidupan. Salah satunya sektor perikanan dan kelautan di Kabupaten Indramayu.
Kondisi itu seperti yang dialami para petani rumput laut di Kecamatan Cantigi, Kabupaten Indramayu. Meski demikian, mereka terus bertahan di tengah pandemi Covid-19 saat ini.
Pjs Bupati Indramayu, Bambang Tirtoyuliono, mengungkapkan, dampak yang dialami para petani rumput laut di tengah pandemi saat ini di antaranya harga komoditas yang turun. Selain itu, kurangnya permintaan dari para buyer.
"Namun meski demikian, mereka tetap bertahan dan secara perlahan kini mulai bangkit kembali," kata Bambang, saat melihat kondisi petani rumput laut yang ada di Desa Cangkring dan Cemara, Kecamatan Cantigi, beberapa hari yang lalu.
Bambang menjelaskan, wilayah Kecamatan Cantigi memiliki potensi yang luar biasa untuk dikembangkan menjadi sentra rumput laut. Pasalnya, lahan budidaya rumput di wilayah itu paling luas bila dibandingkan dengan kecamatan yang ada di wilayah pesisir lainnya.
Bambang menyebutkan, potensi rumput laut di Kabupaten Indramayu mencapai luas 485 hektar. Jumlah tersebut tersebar di enam kecamatan, yakni Kecamatan Cantigi 225 hektare, Pasekan 125 hektare, Indramayu 75 hektare, Sindang 25 hektare, Kandanghaur 20 hektare, dan Losarang 15 hektare.
Sementara itu, Kepala Seksi Bina Produksi Perikanan Kabupaten Indramayu, Dewi Sri Hartati, menyebutkan, target produksi rumput laut pada 2019 lalu mencapai 47,111.66 ton. Dari jumlah itu, terealisasi sebanyak 43,965.60 ton (93,32 persen), dengan nilai produksi Rp 307.068.115.000.
"Apabila dilihat dari potensinya, maka Kecamatan Cantigi layak dibangun industri rumput laut," tandas Dewi.