Ahad 29 Nov 2020 17:31 WIB

Jokowi: Bonus Demografi Bisa Jadi Tonik atau Toksik

Dengan bonus demografi ini Indonesia punya modal besar untuk maju di berbagai bidang.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nidia Zuraya
Presiden RI, Joko Widodo
Foto: Sekretariat Presiden
Presiden RI, Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan tantangan yang dihadapi Indonesia dalam menghadapi fenomena bonus demografi tidak lah mudah. Menurutnya, proporsi populasi anak muda yang besar dalam populasi masyarakat Indonesia bisa menjadi tonik sekaligus toksik. 

Tonik punya konotasi positif sebagai sesuatu yang memberikan manfaat, sedangkan toksik berarti racun atau memberikan keburukan. "Anak muda akan menjadi segmen terbesar dari poulasi penduduk Indonesia. Proporsi anak muda yang besar ini akan bisa menjadi tonik yang menguatkan bangsa kita, tetapi juga bisa menjadi toksik menjadi racun bila kita tidak siap dari sekarang," kata Jokowi dalam peringatan HUT ke-6 PSI, Ahad (29/11). 

Baca Juga

Jokowi merinci tantangan mengenai bonus demografi ini. Ia melaporkan, setiap tahun ada sekitar 2,9 juta penduduk usia kerja baru. Angka ini belum termasuk 6,9 juta pengangguran yang muncul akibat pandemi Covid-19 dan 3,5 juta pekerja yang terdampak. 

Selain itu, ujar presiden, Indonsia juga dihadapkan fakta bahwa 87 persen dari penduduk pekerja memiliki tingkat pendidikan di bawah SMA. Bahkan 39 persen di antaranya, berpendidikan sekolah dasar. 

"Ini artinya untuk menghadapi puncak bonus demografi, tidak ada pilihan lain bagi kita selain kita harus bekerja keras untuk menyiapkan SDM kita yang unggul, kita juga harus bekerja keras menciptakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya. Itulah yang menjadi prioritas utama pemerintah saat ini," kata Jokowi. 

Presiden pun mengajak PSI untuk menjadi bagian dari solusi dalam menyiapkan lebih banyak SDM unggul. Menurut Jokowi, bila tantangan bonus demografi ini bisa diatasi, maka Indonesia punya modal besar untuk meraih kemajuan di berbagai bidang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement