Jumat 27 Nov 2020 21:49 WIB

Menristek: Produksi Vaksin untuk Kebutuhan Dalam Negeri

Menristek menyebut tak menutup kemungkinan vaksin untuk bantu negara lain

Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro (kiri) berbincang dengan Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir (kanan) saat kunjungan kerja di Gedung Bio Farma, Jalan Pasteur, Kota Bandung, Rabu (29/7). Dalam kunjungan kerja tersebut, Menristek berkesempatan untuk meninjau pengembangan vaksin Covid-19 dalam negeri yang diberi nama Vaksin Merah Putih sekaligus mengecek kesiapan uji klinis vaksin Covid-19 di Bio Farma. Foto: Abdan Syakura/Republika
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro (kiri) berbincang dengan Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir (kanan) saat kunjungan kerja di Gedung Bio Farma, Jalan Pasteur, Kota Bandung, Rabu (29/7). Dalam kunjungan kerja tersebut, Menristek berkesempatan untuk meninjau pengembangan vaksin Covid-19 dalam negeri yang diberi nama Vaksin Merah Putih sekaligus mengecek kesiapan uji klinis vaksin Covid-19 di Bio Farma. Foto: Abdan Syakura/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Bambang PS Brodjonegoro memastikan produksi vaksin difokuskan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan penanganan COVID-19 dalam negeri sebelum membantu negara lain.

"Kita benar-benar fokus pada pemenuhan kebutuhan dalam negeri. Namun, apabila pemenuhan kebutuhan dalam negeri bisa dipenuhi dan juga ada kebutuhan Indonesia untuk membantu negara lain tentunya kita siap," kata Bambang saat membuka Rapat Kerja Kemenristek/BRIN yang berlangsung di Yogyakarta, Jumat (27/11).

Menurut Bambang, jumlah kebutuhan dalam negeri relatif cukup besar. Dengan menggunakan rumus kekebalan massal atau herd immunity yakni 2/3 jumlah penduduk Indonesia, maka dibutuhkan lebih kurang 170 juta orang yang harus divaksinasi.

"Kalau satu orang butuh dua kali vaksin per orang maka bisa dibutuhkan sampai 360 juta. Kita juga harus mengantisipasi vaksinasi pada periode berikutnya," kata dia.

Menurut dia, vaksin siap diproduksi massal untuk kebutuhan dalam negeri serta ditawarkan ke negara lain apabila telah melalui serangkaian uji klinis dan mendapatkan izin dari BPOM.

Menurut dia, vaksin merah putih dapat didistribusikan ke masyarakat apabila telah menyerahkan bibit vaksin kepada produsen vaksin yang dikoordinasikan oleh PT Bio Farma.

"InsyaAllah pada kuartal pertama tahun depan penyerahan bibit vaksin. Setelah itu harus dilakukan uji klinis tiga tahap pada manusia. Kemudan membutuhkan juga izin dari BPOM untuk bisa dilakukan vaksinasi," kata dia.

Bambang mengatakan pemerintah hingga saat ini terus berupaya agar penanganan pandemi COVID-19 bisa segera dilakukan melalui vaksinasi.

"Mudah-mudahan di Kuartal IV Tahun 2021 vaksin merah putih mulai bisa didistribusikan kepada masyarakat," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement