REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Modal utama pembangunan suatu bangsa adalah sumber daya manusia (SDM) yang berkualifikasi dan berkompetensi mumpuni.
Direktur Eksekutif APINDO, Danang Girindrawardana, mengatakan peningkatan kualitas SDM sendiri dapat dicapai melalui proses pendidikan yang tepat, di mana pola pendidikan yang diajarkan sesuai dengan kebutuhan industri, dunia usaha, dan dunia kerja (IDUKA).
“Dalam hal ini perguruan tinggi vokasi memiliki peranan penting sebab pada institusi pendidikan vokasilah SDM terbaik akan dibina dan ditempa agar mampu memiliki kualifikasi dan kompetensi mumpuni sesuai dengan kebutuhan IDUKA,” kata dia.
Namun, menurut dia, pandangan masyarakat tentang perguruan tinggi vokasi kalah bergengsi dibandingkan universitas masih sulit dihindari padahal lulusan vokasi jauh lebih terampil, adaptif dan terpenting siap bekerja di IDUKA.
Dia mengatakan mahasiswa-mahasiswa vokasi telah banyak membantu dunia usaha dunia industri karena mereka lebih siap bekerja dibanding mahasiswa di luar vokasi.
"Kurikulum di vokasi 50:50 antara pembelajaran dan practicing dan mereka benar-benar disiapkan untuk dunia kerja," kata Danang saat acara Vokatalks yang diadakan Vokanesia dan disiarkan langsung di radio, Kamis (26/11).
Selain Danang hadir sebagai pembicara Suhadi Lili sebagai Sub Koordinator Bidang Penyelarasan PTVP Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri, Nunung Martina sebagai Wakil Direktur Politeknik Negeri Jakarta/Tim Program Asesmen Kurikulum Dit Mitras DUDI, Rini Amidjono sebagai praktisi pendidikan dan Danang Girindrawardana Direktur Eksekutif APINDO.
Dikatakan Danang, saat ini lulusan vokasi telah memiliki technical skill yaitu pembelajaran dan praktik dunia kerja juga soft skill yang meliputi sikap mental sehingga lulusannya profesional dan tangguh.
Nunung Martina sebagai Wakil Direktur Politeknik Negeri Jakarta/Tim Program Asesmen Kurikulum Dit Mitras DUDI, menyatakan, penyelarasan kurikulum selalu muncul sebagai upaya terciptanya link and match dengan industri.