Jumat 27 Nov 2020 12:52 WIB

Pelaku UMKM Rasakan Manfaat Banpres Produktif

Banpres Produktif sangat bermanfaat untuk menambah modal usaha

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Gita Amanda
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, pada penyerahan Banpres Produktif untuk Usaha Mikro Provinsi Bali, di Denpasar, (ilustrasi).
Foto: Kemenkop UKM
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, pada penyerahan Banpres Produktif untuk Usaha Mikro Provinsi Bali, di Denpasar, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) menyatakan manfaat Bantuan Presiden (Banpres) produktif sudah mulai dirasakan masyarakat. Khususnya bagi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Salah satunya pelaku usaha warung kelontong di Kampung Warung, Jawa Barat, yakni Ade Irawan. Ia merupakan penerima Banpres Produktif sebesar Rp 2,4 juta lewat Kemenkop UKM.

Baca Juga

Ade mengatakan, Banpres Produktif sangat bermanfaat untuk menambah modal usahanya. Apalagi selama pandemi, usahanya mengalami penurunan cukup drastis.

"Bagi saya sebagai penjual sembako kecil-kecilan di kampung, bantuan ini tentu sangat bermanfaat dan membantu kelangsungan usaha saya. Secara pribadi, saya sangat terharu dengan kepedulian pemerintah ini," ujar dia melalui siaran pers Kemenkop, Jumat (27/11).

Ade mengatakan, bantuan sebesar itu memang tidak mencukupi. Namun menurut dia, manfaat yang didapat bernilai besar bagi pedagang kecil seperti dirinya.

Pelaku UKM yang bergerak di bidang kerajinan yaitu Supriatna menambahkan, selama pandemi hampir seluruh usaha di Indonesia mengalami kebangkrutan. Maka ia berharap pandemi Covid-19 cepat berlalu.

Berbagai jenis usaha yang diproduksinya, kini nyaris berhenti total. Padahal, kata dia, sebelum pandemi berlangsung, hampir 24 jam ia memproduksi demi memenuhi banyaknya permintaan.

kini, mesin produksinya berhenti total, tidak melakukan aktivitas karena tidak ada permintaan. Adapun produksi yang digeluti Supriatna selama ini, meliputi kerajinan dan cindera mata atau souvenir, label garmen yang terbuat dari kulit hewan, plakat yang terbuat dari aklirik.

Bahkan di awal pandemi melanda Indonesia, dirinya sempat memproduksi masker. "Tapi kejayaan selama hampir dua tahun berjalan itu, sekarang jadi kenangan. Semua mesin yang saya punya tidak lagi memproduksi, karena tidak ada permintaan (pesanan)," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement