REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dosen dan mahasiswa Program Studi Ilmu Komputer (S2) Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Nusa Mandiri mengajak masyarakat mengantisipasi penyebaran informasi hoaks melalui kegiatan pengabdian masyarakat. Kegiatan ini sebagai kepedulian kampus STMIK Nusa Mandiri terhadap masyarakat dan sebagai salah satu bentuk Tridharma Perguruan Tinggi. Acara dilakukan secara online via aplikasi Zoom meeting, Ahad (22/11).
Kegiatan pengabdian masyarakat dengan tema Penyuluhan Literasi Digital Alternatif Pendidikan Karakter Bersama 20 orang warga RW 013 Kelurahan Cipinang Melayu Jakarta Timur, diisi oleh Prof Dr Kaman Nainggolan, Dr Windu Gata, Eni Heni Hermaliani, M. Rangga Ramadhan Saelan, Taopik Hidayat, Widiastuti, Irmawati dan Dr Tr Lindung Parningotan Manik selaku narasumber.
Dr Tr Lindung Parningotan Manik menjelaskan bahwa hoaks atau berita bohong ini tersebar dengan banyak motif.
“Motif penyebaran hoaks ini di antaranya sebagai bentuk aktualisasi diri berupa rasa bangga karena berhasil menyebarkan hoaks, senang berbagi namun malas membaca, suka mencari sensasi dan ikut-ikutan,” ujar Manik dalam keterangan pers, Senin (23/11).
Ia menyampaikan cara mendeteksi hoaks digital dapat dilihat dari kalimat dan informasi yang disampaikan sangat provokatif, punya huruf kapital dan tanda baca yang berlebihan atau tidak baku, kalimat punya unsur perintah, mengandung sarkasme, serta sumber informasi dan tanggal tidak jelas.
“Cara mengantisipasi informasi hoaks dengan pendekatan kelembagaan, pendekatan literasi dan pendekatan teknologi,” tutupnya.