REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Relawan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) DI Yogyakarta terjun membantu penyintas status siaga Gunung Merapi di Barak Pengungsian Glagaharjo, Sleman, DIY.
Ketua BSMI DIY dr Bambang Edi Susyanto menerangkan, pada tahap pertama tim BSMI menerjunkan 10 personil terdiri dari enam tenaga medis dan empat orang non-medis.
"Kegiatan pertama pemberian vitamin C 150 tablet dan zink 200 tablet serta pembagian masker kain dan masker bedah. BSMI sudah berkoordinasi dengan Puskesmas Cangkringan, sebab semua relawan medis untuk penyintas Gunung Merapi harus terkoordinasi satu pintu," ujar dr Bambang dalam keterangan pers, Rabu (25/11)).
Koordinator Lapangan Bencana Merapi BSMI DIY Nazir Hasan menambahkan, pelayanan Posko Medis berlangsung selama 24 jam. Kegiatan yang dilakukan berupa kunjungan ke pasien untuk cek tekanan darah, promosi kesehstan dan penanganan trauma.
"Semua satu pintu oleh Dinas Kesehatan dalam hal ini Puskesmas Cangkringan. BSMI hadir untuk memberikan dukungan pelayanan tersebut. Dari hasil diskusi dengan Puskesmas kita akan berkolaborasi terutama untuk trauma healing dan menyiapkan SDM tenaga medis," sebut Nazir.
Nazir menyebut, relawan dari luar Puskesmas sementara masih dibatasi. Hal ini terkait dengan situasi pandemi Covid-19.
"Alhamdulillah kita sudah koordinasi dengan pihak desa dan dari Koordinator Puskesmas berharap BSMI bisa mendirikan posko untuk mendampingi di lokasi pengungsian lain. Pada intinya BSMI siap insyaAllah," sebut Nazir
Ia menyebut, saat ini bantuan logistik yang paling dibutuhkan adalah kebutuhan bayi berupa bantal, kasur dan selimut. "Termasuk pendirian posko juga wajib ada ambulans sebagai kendaraan mobilisasi pasien maupun mobile klinik," terang dia.