Selasa 24 Nov 2020 17:49 WIB

Program 10 Juta Masker dengan Anggaran Rp 50 Miliar Rampung

UMKM yang dilibatkan ada 625 UMKM. Satu UMKM, mendapatkan pekerjaan membuat 10 ribu

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengikuti kegiatan bersepeda bersama pendiri Jabar Bergerak Atalia Praratya Ridwan Kamil dan pengurus Jabar Bergerak tingkat provinsi di Kota Bandung, Ahad (26/7). Dalam kegiatan tersebut dilakukan sosialisasi 3M, memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.
Foto: Humas Pemprov Jawa Barat
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengikuti kegiatan bersepeda bersama pendiri Jabar Bergerak Atalia Praratya Ridwan Kamil dan pengurus Jabar Bergerak tingkat provinsi di Kota Bandung, Ahad (26/7). Dalam kegiatan tersebut dilakukan sosialisasi 3M, memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah merampungkan program membeli 10 juta masker produk UMKM untuk membantu para pelaku bangkit kembali setelah dihantam krisis akibat Covid-19.

"Alhamdulillah, 10 juta masker sudah selesai dan disdistribusikan," ujar Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jawa Barat Kusmana Hartadji yang akrab disapa Tutus kepada //Republika//, Selasa (24/11).

Tutus menjelaskan, pendistribusian masker itu dilakukan ke beberapa kepala daerah di 27 kabupaten/kota. Rata-rata, setiap daerah mendapatkan 200 ribu.  "Itu kemarin, kami distribusikan ke Kota Bandung, 200 ribu. Lalu ke masyarakat juga. Tapi, saya prioritaskan ke gugus tugas kabupaten/kota yaa untuk pendistribusiannya," katanya.

Walaupun, menurut Tutus, ada saja masyarakat yang datang langsung meminta masker ke kantornya. Mereka, berasal dari kelurahan, desa, dan RW kadang ada yang langsung datang.  "Ya kita berikan. Tapi, prioritas ke gugus tugas kabupaten/kota," katanya.

Saat ditanya apakah pemberian masker ke kabupaten/kota itu ada kuotanya? Menurut Tutus, pihaknya menyesuaikan dengan kebutuhan. Tapi rata-rata mendapat jatah antara 100 sampai 200 ribu. 

"Total 10 juta masker sudah beres diproduksi. Anggrannya Rp 50 miliar. Tapi, tadi ada usulan lagi dari Kota Bogor ingin masker 200 ribu kita nanti akan pikirkan," paparnya.

Menurut Tutus, UMKM yang dilibatkan ada 625 UMKM.  Setiap satu UMKM, mendapatkan pekerjaan membuat 10 ribu. Namun, ada juga yang mendapatkan 40 ribu dan ada yang 20 ribu."Ya tergantung UMKM nya yang besar kita kasih 40 ribu kalau sanggup produksi cepat. Alhmadulillah dengan program sekarang UMKM sudah mulai bangkit," katanya.

Hal itu, kata dia, diketahui dari beberapa UMKM yang memberi testimoni banyak yang mengucapkan terima kasih dengan adanya progam ini. "Karena banyak juga UMKM kecil yang jadi gabungan. Jadi ada yang tukang jahitnya aja. Upaya-upaya sudah ada. Ekonomi jadi bergerak lagi," katanya.

Terkait bahan masker yang digunakan, kata dia, ada kain toyobo, kain jepang dan bahan scuba yang sudah terlanjur dibuat jadi di dobel dengan pelapis."Untuk beberapa daerah yang bukan zona merah diberikan scuba tapi cara penggunaannya harus diperhatikan. Karena yang scuba ini tanggung sudah dibuat," katanya.

Terkait kelanjutan program pengadaan masker ini, Tutus berharap pendemi Covid-19 bisa cepat selesai. Jadi, kita tak perlu masker lagi. "Saya belum tahu karena ini kan bantuan tak terduga (BTT) yang diambil dari dana belanja tak terduga. Mudah-mudahan Covidnya selesai," kata Tutus seraya mengatakan, ia melihat penggunaan masker saat ini sudah menjadi budaya.

Sebelumnya, Pemprov Jabar melalui Dinas Koperasi dan Usaha Kecil tengah awalnya mencanangkan pembelian 8 juta masker dari pelaku UMKM di Jabar untuk mendongkrak perekonomian di tengah pandemic Covid-19 sejak pertengahan tahun ini. Pembelian masker tersebut merupakan pembelian tahap kedua masker yang sedang berjalan. Namun, dalam perkembangannya bertambah menjadi 10 juta masker.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement