REPUBLIKA.CO.ID, SOPPENG -- Keberhasilan Musim Tanam I 2021, Oktober 2020 - Maret 2021 (MT I Okmar) ditentukan oleh dukungan semua pihak, terutama penyuluh sebagai garda terdepan mendampingi dan mengawal petani padi. Target tanam padi 8,2 juta hektar, untuk realisasikan target produksi 20 juta ton dari Okmar 2021.
"Pertanian harus menjadi gerakan bersama, untuk memperkokoh dan menguatkan ketahanan pangan nasional," kata Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo pada Senin (23/11) di Kabupaten Soppeng, Provinsi Sulawesi Selatan.
Mentan Syahrul mengatakan Kementerian Pertanian RI terus melakukan persiapan dan kesiapan menyambut MT I Okmar 2021. Persiapan Kementan antara lain dengan intervensi pengadaan benih dan bibit berkualitas sesuai kondisi cuaca, serta mengontrol pendistribusian pupuk.
"Hari ini, saya bersama seluruh jajaran eselon satu Kementan, terus menelusuri beberapa provinsi khusus, termasuk Sulawesi Selatan, untuk melihat kesiapan kita memasuki MT I 2021," kata Mentan Syahrul dalam lawatannya di Desa Leworeng, Soppeng.
Menurutnya, keberhasilan MT I Okmar dapat tercapai apabila semua pihak yang terlibat pembangunan pertanian menguatkan sinergitas dan soliditas. Pertanian harus menjadi gerakan bersama untuk memperkokoh dan menguatkan ketahanan pangan nasional.
"Kami akan mengintervensi varietas bibit unggul sesuai kondisi cuaca. Kami juga terus akselerasi perpupukan agar terkonsentrasi dengan baik," kata Mentan Syahrul.
Kementan juga, katanya, akan terus menggulirkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebagai fasilitas negara dalam mengembangkan usaha tani. Program ini diharapkan mampu menjadi penyangga utama perbaikan ekonomi nasional agar terus bergerak ke arah lebih baik.
"Kami coba tekankan untuk betul-betul dimanfaatkan adalah KUR yang digulirkan Presiden Joko Widodo agar betul-betul mempersiapkan diri memanfaatkan fasilitasi negara melalui KUR. Penggunaan KUR kami di Soppeng cukup besar, Rp 164 miliar, yang jelas Sulsel sudah menggunakan lebih Rp 3 triliun, terbesar ketiga di seluruh Indonesia," kata Mentan.
Dedi Nursyamsi selaku Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) mengajak petani, penyuluh dan pihak terkait lainnya memperkuat ketahanan pangan nasional di tengah pandemi Covid-19. Caranya, dengan percepatan tanam terus-menerus.
"Dalam masa pandemi Covid-19, hal yang paling utama adalah sehat. Petani, penyuluh, dan pihak-pihak lain harus sehat. Kalau petani sehat stok pangan aman. Berarti, kalau ingin stok pangan nasional aman, petani harus sehat. Patuhi protokol kesehatan untuk menangkal virus Corona," kata Dedi Nursyamsi.
Sebelumnya diberitakan, Mentan Syahrul menargetkan produksi beras untuk MT I Okmar 2021 mecapai 20 juta ton beras dari target tanam padi seluas 8,2 juta hektar di seluruh Indonesia.
“Kebutuhan beras kita sampai Juni sekitar 15 juta ton, jika ini terealisasi, maka pada Juni dan Juli 2021 akan ada sekitar 17 hingga 20 juta ton beras ditambah stok 2020, sekitar 7 juta ton beras,” kata Mentan di pusat data pertanian, Agriculture War Room (AWR) pada 26 Oktober 2020.
Guna merealisasikan target tersebut, katanya, Kementan akan memberikan bantuan berupa sarana produksi serta alat mesin pertanian (Alsintan). Kementan juga terus mendorong para petani memanfaatkan fasilitas KUR dan pengembangan pertanian berbasis korporasi dan klaster.
Dengan target ini, Mentan Syahrul berharap provinsi dan kabupaten/kota dapat melakukan gerakan di lapangan dengan menggerakkan Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) melalui Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di tingkat kecamatan.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi beras pada 2020 mencapai 31,63 juta ton. Angka produksi tersebut dari luas panen padi 2020 mencapai 10,79 juta hektar dan produksi padi diperkirakan 55,16 juta ton gabah kering giling (GKG).