Ahad 22 Nov 2020 12:15 WIB

BMKG Ingatkan Potensi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan

Kondisi atmosfer yang tidak stabil berpotensi meningkatkan pertumbuhan awan hujan.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Nidia Zuraya
Cuaca Ekstrem/Ilustrasi
Foto: bmkg.go.id
Cuaca Ekstrem/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa kondisi dinamika atmosfer yang tidak stabil dalam sepekan ke depan dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia. Sehingga, BMKG memgingatkan periode sepekan ke depan terjadi potensi cuaca ekstrem dan hujan dengan intensitas lebat di wilayah-wilayah mulai dari Aceh hingga Papua.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengungkap hasil analisis BMKG yang menunjukkan bahwa kondisi dinamika atmosfer yang tidak stabil dalam sepekan ke depan dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia. 

Baca Juga

"Kondisi tersebut diperkuat oleh aktifnya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) dan gelombang Rossby Ekuatorial di wilayah Indonesia dalam periode sepekan ke depan," katanya seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Ahad (22/11).

Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG memprakirakan dalam periode sepekan ke depan potensi Cuaca Ekstrem dan hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang berpotensi terjadi di beberapa wilayah. Diantaranya Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu, Kepulauan Bangka Belitung, Sumatera Selatan, Lampung.

"Kemudian Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur," ujarnya.

Selain itu Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan. Kemudian di wilayah Sulawesi ada Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Selatan. Kemudian di wilayah Indonesia bagian timur srprrti Maluku, Papua Barat, dan Papua. 

Ia menjelaskan, sirkulasi siklonik terpantau di Samudera Hindia barat Bengkulu dan di Laut Jawa selatan Kalimantan yang membentuk daerah pertemuan/perlambatan kecepatan angin (konvergensi) yang memanjang di perairan utara Aceh, mulai dari Sumatera Utara hingga perairan barat Bengkulu, di Selat Karimata bagian utara, Papua bagian barat hingga Maluku bagian selatan, serta dari Kalimantan Tengah hingga Selat Karimata bagian selatan. 

"Kondisi ini dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi tersebut," katanya.

Ia mengimbau agar masyarakat tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem seperti puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, hujan es dan dampak yang dapat ditimbulkannya seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin. 

Sementara bagi masyarakat yang hendak memperoleh informasi terkini, dia melanjutkan, BMKG membuka layanan informasi cuaca 24 jam yaitu melalui http://www.bmkg.go.id; follow media sosial @infoBMKG; aplikasi iOS dan android Info BMKG atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement