REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat akan membangun komunikasi dengan sejumlah pihak untuk memperbaiki beberapa titik jembatan di Kota Bogor. Sebab, beberapa di antaranya berusia cukup tua, bahkan sudah berdiri sejak zaman kolonial Belanda.
Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim mengatakan, Pemkot Bogor tengah melakukan ikhtiar terkait perbaikan jembatan tersebut. "Segala rupa ikhtiar kami lakukan. Banyak titik-titik yang harus kita bangun," ujar Dedie, Jumat (20/11).
Sejumlah jembatan yang dimaksud Dedie, di antaranya adalah Jembatan Otista, Jembatan Jalak Harupat, Jembatan Satuduit, dan terutama Jembatan MA Salmun. Apalagi, jembatan MA Salmun mengalami kerusakan dan ditutup sejak Agustus.
"Banyak jembatan yang harus diperbaiki karena usianya sudah sangat tua dan sebagian besar dibangun pada zaman kolonial. Sekarang kondisinya sudah kurang bagus," ungkap Dedie.
Dedie mengatakan, beberapa jembatan ada yang menjadi kewenangan pemerintah provinsi, ada juga yang menjadi kewenangan pemerintah pusat, juga kewenangan Pemkot Bogor. Oleh karena itu, Pemkot Bogor perlu mencari solusi dengan berdialog dengan banyak pihak.
Sebab, hal ini bukanlah semata-mata urusan pengadaan barang jasa dan mencari keuntungan semata. Namun, Pemkot Bogor harus mencari solusi dalam rangka menyelesaikan permasalahan yang dihadapi baik saat ini maupun di masa yang akan datang.
"Kalau membangun keseluruhan, uang dari mana? Makanya perlu kemitraan, cari solusi, dialog dengan banyak pihak, bicara sama pemerintah pusat untuk membereskan permasalahan-permasalahan kota," kata Dedie.
Dinas PUPR Kota Bogor menyebut pembangunan jembatan MA Salmun membutuhkan anggaran sebesar Rp 250 miliar. Saat ini Pemkot masih merencanakan anggaran untuk pembebasan lahan.