Jumat 20 Nov 2020 16:10 WIB

Relawan Muhammadiyah Jateng Siaga Bantu Penanganan Merapi

Aksi kemanusiaan tetap mengedepankan protokol kesehatan (prokes) yang ketat.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Logo Muhammadiyah.
Foto: Antara
Logo Muhammadiyah.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Sedikitnya relawan Muhammadiyah dari 10 kabupaten/kota di Jawa Tengah telah bersiaga untuk mendukung aksi penanganan kebencanaan para relawan di Gunung Merapi. Baik yang ada di wilayah Kabupaten Klaten, Magelang, dan Boyolali.

Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Jawa Tengah, Naibul Umam mengatakan, belajar dari pengalaman bencana vulkanologi Merapi pada 2010 lalu, butuh waktu yang panjang guna menangani warga yang terdampak. “Saat bencana Merapi 10 tahun lalu, butuh waktu tiga tahun sampai seluruh penanganan selesai,” ungkapnya, Jumat (20/11).

Namun, jelas Umam, terdapat perbedaan penanganan bencana vulkanologi di Merapi jika dibandingkan dengan 2010 lalu maupun bencana Merapi sebelumnya. Karena saat ini tengah meluas wabah Covid-19.

Oleh karena itu, relawan Muhammadiyah yang berada di luar tiga daerah terdampak bencana Merapi di wilayah Jateng telah disiagakan untuk membantu melaksanakan aksi kemanusiaan dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan (prokes) yang ketat.

Relawan Muhammadiyah yang akan diterjunkan untuk melaksanakan tugas penanganan kebencanaan tersebut diwajibkan membekali diri dengan surat keterangan tes cepat atau tes usap Covid-19. “Dalam membantu warga terdampak bencana, para relawan Muhammadiyah juga akan mendorong warga di sekitar Merapi untuk membangun kemandirian di tengah masa pandemi seperti sekarang ini,” tambahnya.

Umam juga menambahkan, menyusul terjadinya bencana alam di berbagai daerah di Jateng baru-baru ini,  MDMC juga telah berpartisipasi menangani tanggap darurat musibah banjir dan tanah longsor yang melanda Cilacap, Kebumen, dan Banyumas.

Potensi Muhammadiyah dan koordinasi MDMC dikerahkan penuh sesuai kebutuhan lapangan. Respons awal sudah dilakukan sejak awal November 2020 dengan menerjunkan ratusan relawan, empat unit perahu karet, pendirian pos koordinasi, dan pelayanan serta dapur umum.

“Kami coba dukung optimal operasi tanggap darurat di Cilacap dan Banyumas ini, mengingat prediksi BMKG puncak musim hujan akan berlangsung pada Desembar 2020 hingga Januari 2021 nanti,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jateng, Tafsir, sebelumnya menyampaikan, PWM Jateng telah merespons berbagai bencana alam yang mewarnai berbagai wilayah di Jateng menjelang pengujung 2020 ini.

Baik penanganan bencana banjir di beberapa daerah di Jawa Tengah maupun Siaga Merapi di wilayah Kabpaten Magelang. “Prinsipnya, sekarang ada bencana, sekarang juga Muhammadiyah bertindak,” jelasnya.

Menurut Tafsir, saat ini Muhammadiyah Jawa Tengah sudah menyiapkan sumber daya manusia (SDM), logistik, armada, relawan medis, dan non medis yang langsung dikoordinir oleh Tim MDMC dan LazisMu.

Khusus LazisMu, saat ini sudah mengalokasikan sekitar Rp 1 miliar untuk membantu berbagai aksipenanganan kebencanaan, yang saat ini sudah dialami sebagian warga Jateng di berbagai daerah.

“Baik untuk tiga daerah rawan terdampak bencana Merapi di Jateng serta bencana banjir dan longsor di wilayah Cilacap, Kebumen, dan Banyumas,” kata Tafsir, didampingi Direktur Fundraising LazisMu Jawa Tengah, Wahidin Hasan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement