Jumat 20 Nov 2020 13:47 WIB

Jakarta Punya Pusat Pengendali Operasi Tercanggih di ASEAN

Pusat pengendali operasi tercanggih ini dibangun oleh PT Len Industri.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Nidia Zuraya
Logo PT Len Industri (Persero). PT Len Industri membangun Pusat Pengendali Operasi atau Operation Control Centre (OCC) Manggarai.
Logo PT Len Industri (Persero). PT Len Industri membangun Pusat Pengendali Operasi atau Operation Control Centre (OCC) Manggarai.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pusat Pengendali Operasi atau Operation Control Centre (OCC) Manggarai merupakan OCC ke-5 yang dibangun PT Len Industri (Persero) dari 9 unit OCC yang harus ada di Pulau Jawa sehingga semua perjalanan kereta di Pulau Jawa bisa dimonitor secara terpusat. 

Direktur Operasi I Len Industri Linus Andor Mulana Sijabat mengatakan OCC tersebut menjadi yang terbesar dan tercanggih di Asia Tenggara. "Jakarta sekarang memiliki OCC terbesar dan tercanggih di Asia Tenggara. Sejak kemarin sedang testcom (testing and commissioning), mohon doa restu bapak-papak dan ibu-ibu sekalian agar proses testcom berlangsung baik dan sukses," ujar Linus dalam siaran pers di Jakarta, Jumat (20/11).

Baca Juga

Dalam sistem perkeretaapian, ucap Linus, OCC berfungsi melakukan monitoring perjalanan kereta api secara terpusat, sehingga keamanan dan ketepatan waktu, serta jumlah perjalanan kereta menjadi sangat optimal.

Linus menjelaskan, OCC di Manggarai memiliki tingkat kompleksitas tinggi yang memadupadankan berbagai sistem interlocking yang ada saat ini di Jakarta, menjadi 1 tampilan dalam sebuah layar supervisi. Kata Linus, tidak semua vendor signalling dapat melakukan integrasi yang sangat berat ini. Berbagai merek dan tipe interlocking yang beroperasi di wilayah Daerah Operasi (Daop) 1 Jakarta sekarang (VPI, iVPI, SSI, K5B Kyosan, SIL02, SilSafe4000) harus tampil dan terintegrasi dalam 1 buah tampilan di OCC Manggarai. 

"Hanya insinyur dan produk Len Industri atau LRS (anak perusahaan) yakni SilVue yang dapat melakukan integrasi tersebut," ungkap Linus.

Paralel dengan pengerjaan OCC Manggarai, lanjut Linus, Len Industri juga tengah mengerjakan OCC di Madiun yang sedang dalam proses konstruksi. Sedangkan OCC di Yogyakarta, Len Industri baru menandatangani kontrak dua minggu lalu. 

"OCC yang sudah beroperasi penuh adalah OCC di Surabaya, OCC di Purwokerto, dan OCC Semarang," ucap Linus.

Linus menerangkan OCC Manggarai merupakan sistem centralized operation berupa CTS (Centralized Traffic Supervised) yang berguna untuk memonitor seluruh pergerakan kereta dan kesesuaian jadwal kereta antara planning dan actual di seluruh Daop 1 Jakarta. OCC Manggarai yang berupa CTS, tidak memiliki akses untuk mengontrol sistem persinyalan yang dilakukan di setiap stasiun. CTS ini hanya dapat menyupervisi sistem persinyalan di seluruh stasiun yang terkoneksi ke OCC.

Linus menyebut enam unit OCC CTS yang sudah dibangun Len Industri pada lintas mainline Jawa di antaranya Daop 1 Jakarta (Manggarai), Daop 4 Semarang, Daop 5 Purwokerto, Daop 8 Surabaya, Daop 6 Yogyakarta (proses konstruksi), dan Daop 7 Madiun (proses penyelesaian akhir). Sedangkan dua unit lainnya menjadi target berikutnya adalah Daop 2 Bandung dan Daop 3 Cirebon. Sementara Daop 9 Jember saat ini persinyalan yang terpasang masih mekanik sehingga pembangunan OCC CTS belum prioritas.

Selain OCC di lintas utama Jawa atau mainline, BUMN asal Kota Kembang ini juga telah berhasil membangun OCC untuk kereta api perkotaan atau urban transport di antaranya LRT Palembang, LRT Jakarta, dan Skytrain APMS Bandara Soekarno-Hatta.

Dalam teknologi sistem perkeretaapian di Indonesia, ungkap Linus, selain OCC atau Pusat Pengendali Operasi, Len Industri juga menyuplai produk persinyalan baik outdoor maupun outdoor seperti SiLSafe (Interlocking System), SiLTrack (Trackside Signalling), SiLMove (Train Control System), dan SiLVue (Control Center System).

"Keunggulan interlocking Len bersifat open platform sehingga memudahkan integrasi sistem dengan berbagai tipe interloking yang ada di dunia. Software-nya juga sudah dikembangkan sendiri oleh para insinyur Len secara berkesinambungan," kata Linus.

Linus menambahkan inovasi produk persinyalan terbaru berupa sistem interlocking SiLSafe4000 dan SiLSafe5000 yang mana keduanya ibarat prosesor dari sebuah sistem persinyalan. Keduanya juga sudah mengantongi sertifikasi SIL-4 Cenelec (Safety Integrity Level). Kata Linus, SiLSafe5000 mulai diterapkan di APMS Skytrain Bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta pada 2016, dan diuji cobakan dan audit teknologi secara full driverless pada 2020 ini bersama BPPT dan sertifikasi dari Kementerian Perhubungan.  

Executive Vice President Engineering PT LRS, Sjaikhunnas El Muttaqien menyampaikan OCC Manggarai dengan SilVue saat ini menggunakan sistem proyektor untuk menampilkan status pada wall display. "Keunggulan dari sistem proyektor adalah memiliki life time yang lebih panjang dari pada sistem monitor LED yang digunakan pada sistem existing saat ini," ucap Sjaikhunnas.

Selain itu, dia sampaikan, tampilan status layout stasiun yang muncul pada sistem eksisting belum terintegrasi antarpenyuplai sistem interlocking, masih bawaan vendor (asing) masing-masing yang berbeda-beda. "Berbeda dengan sistem OCC SilVue, seluruh tampilan antarstasiun sudah terintegrasi dan seragam," katanya menambahkan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement