REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Komoditas kopi asal Jawa Timur mulai diekpsor ke Yokohama, Jepang. Ekspor kembali dapat dilakukan setelah negara tersebut membuka lagi keran impor yang sempat ditutup akibat wabah Covid-19.
Ketua Gabungan Pengusaha Ekspor Impor (GPEI) Jawa Timur, Isdarmawan Asrikan mengungkapkan, setidaknya 19 ton kopi asal Jawa Timur yang diekspor ke Jepang semenjak negara tersebut menutup impor akibat Covid-19. Penurunan ekspor kopi asal Jatim setelah mewabahnya Covid-19 tidak dapat dipungkiri. Namun, seiring berjalannya waktu, ekspor komoditas tersebut mulai membaik.
Isdarmawan mengungkapkan, pasar ekspor kopi Jatim masih didominasi dua negara, yakni Jepang dan Amerika Serikat. Namun yang sudah membuka keran masuknya barang khusunya kopi baru Jepang
"Untuk sementara Amerika Serikat belum boleh. Yang sudah mulai dibuka adalah beberapa negara di Asia, seperti Korea Selatan dan Jepang. Hari ini kami kirim ke Yokohama," kata Isdarmawan di Surabaya, Jumat (20/11).
Wakil Ketua Bidang Industri dan UMKM GPEI Jatim, Wahyu Kusumo Hadi mengatakan, selaim ke Jepang, ekspor kopi Jatim sebenarnya mulai rutin dilakukan. Bahkan hampir setiap bulan dilakukan, seiring beberapa negara yang telah membuka akses impor. Ia berharap, komoditas kopi bisa menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekspor Jatim.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai ekspor dari Jatim pada Oktober 2020 mengalami kenaikan sebesar 0,38 persen dibandingkan September 2020. Yaitu dari 1,58 miliar dolar AS menjadi 1,59 miliar dolar AS. Kenaikkan terjadi karena ditunjang peningkatan kinerja ekspor sektor nonmigas.
"Bila dibandingkan bulan sebelumnya, ekspor sektor nonmigas mengalami peningkatan sebesar 0,72 persen, yaitu dari 1,52 miliar dolar AS menjadi 1,53 miliar dolar AS," kata Kepala BPS Jatim Dadang Hardiwan.
Nilai ekspor sektor nonmigas menyumbang sebesar 96,50 persen dari total ekspor pada Oktober 2020. Meskipun, jika dibanding Oktober 2019, nilai ekspor sektor nonmigas justru mengalami penurunan sebesar 4,04 persen.