Jumat 20 Nov 2020 07:18 WIB

Dua Profesor Pediatri Kawal Pengembangan Vaksin Covid-19

Dua profesor pediatri menjadi tenaga ahli untuk mengawal proses pengembangan vaksin.

Manajer Bidang Riset, Pengabdian pada Masyarakat, Inovasi dan Kerja Sama Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Prof Kusnandi Rusmil. Bersama Prof Sri Rezeki Hadinegoro SpA(K), Prof Kusnandi mengawal proses pengembangan vaksin di Indonesia.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Manajer Bidang Riset, Pengabdian pada Masyarakat, Inovasi dan Kerja Sama Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Prof Kusnandi Rusmil. Bersama Prof Sri Rezeki Hadinegoro SpA(K), Prof Kusnandi mengawal proses pengembangan vaksin di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua profesor pediatri dilibatkan untuk turut mengawal proses pengembangan dan pengujian vaksin dalam upaya penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional. Mereka adalah Prof Sri Rezeki Hadinegoro SpA(K) dan Prof Kusnandi Rusmil SpA(K).

Keduanya ditunjuk sebagai tenaga ahli untuk mengawal proses pengembangan vaksin. Prof Sri mengatakan, perlu upaya percepatan dan penyuksesan persiapan pengadaan vaksin sebagai salah satu upaya pemerintah melalui Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) dalam menangani pandemi dan pemulihan ekonomi Indonesia.

Baca Juga

“Vaksin menjadi prioritas utama pemerintah melalui KPCPEN untuk memutus mata rantai penyebaran dan penanganan kasus Covid-19 di Indonesia,” kata Prof Sri yang juga Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Rabu.

Sebelumnya, KPCPEN mengambil langkah strategis dengan menggandeng Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19. Tindakan ini dilakukan sebagai wujud keseriusan pemerintah untuk mempercepat persiapan vaksin Covid-19.

Dalam mengembangkan vaksin Covid-19, tingkat keamanan dan keefektifan menjadi faktor penting yang harus dijaga ketat. Di balik misi penting ini, Prof Sri dan Prof Kusnandi menjadi dua tokoh ahli yang memiliki andil besar dalam mengawal proses pengembangan dan uji klinis vaksin Covid-19 untuk mendapatkan hasil yang aman, berkhasiat, dan bermutu tinggi.

Prof Sri merupakan salah satu tokoh yang memperjuangkan imunisasi di Indonesia. Perempuan yang lahir di Solo, 3 Mei 1946 itu mulai akrab dengan vaksin sejak dirinya bergelut dengan penyakit infeksi pada anak-anak ketika bertugas di RS Cipto Mangunkusumo.

Sejak awal, Prof Sri menyadari bahwa permasalahan kesehatan anak yang dihadapi negara cukup besar. Kesadaran tentang betapa pentingnya vaksin semakin terpupuk setelah dirinya merintis program "Karang Balita", yang kemudian bertransformasi menjadi Posyandu.

Bagi Prof Sri, vaksinasi merupakan standar kesejahteraan sebuah negara. Cakupan vaksinasi yang luas dapat memberi gambaran sejauh mana kemajuan suatu negara, baik secara ekonomi maupun sosial.

"Jadi, kalau mau melihat standar sejahteranya satu negara, imunisasi adalah salah satu indikatornya. Selain itu, ada dua aspek dasar yang harus dipenuhi negara dalam upaya pencegahan penyakit, yakni air bersih yang merata dan imunisasi. Saat dua hal ini bisa disediakan oleh negara, maka 70 persen masalah kesehatan terkait infeksi dapat diatasi," katanya.

Berkat perjuangannya dalam memajukan imunisasi di Indonesia, Prof Sri didapuk sebagai ketua Satgas Imunisasi IDAI dan hingga saat ini sebagai ketua Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI). Sementara itu, Prof. Kusnandi yang juga ketua Tim Uji Klinis Vaksin Covid-19 sampai saat ini secara rutin memberikan keterangan terkait perkembangan uji klinis kandidat vaksin Covid-19.

Prof Kusnandi memiliki peran yang cukup signifikan dalam bidang pengujian klinis vaksin di Indonesia. Sebagai BUMN spesialis vaksin, PT Bio Farma, kerap menggandeng Kusnandi dalam persiapan produksi berbagai macam vaksin sebelum didistribusikan ke masyarakat.

Hasilnya, nyaris seluruh produk vaksin yang dikembangkan Bio Farma merupakan buah karya keilmuan Prof Kusnandi. Menurutnya, imunisasi merupakan hal penting yang harus terus diperjuangkan pemerintah Indonesia untuk mencegah berbagai penyakit infeksi yang menjangkit anak-anak atau masyarakat usia dewasa.

"Terkait hal tersebut, kita harus bekerja keras. Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) juga harus bekerja keras agar cakupan imunisasi di Indonesia meningkat. Karena penyakit yang kerap mewabah itu dapat dicegah dengan imunisasi,” ujar Prof Kusnandi yang juga Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak di Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement