Kamis 19 Nov 2020 10:51 WIB

Puluhan Pekerja Dikerahkan Bantu Evakuasi Kereta Anjlok

Crane didatangkan dari Solo untuk mengevakuasi kereta di Stasiun Malang Kota Lama.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Erik Purnama Putra
Sejumlah teknisi berusaha mengevakuasi rangkaian kereta api tak berlokomotif yang anjlok di Stasiun Kota Lama, Malang, Jawa Timur, Rabu (18/11).
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Sejumlah teknisi berusaha mengevakuasi rangkaian kereta api tak berlokomotif yang anjlok di Stasiun Kota Lama, Malang, Jawa Timur, Rabu (18/11).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Sebanyak 80 pekerja membantu proses evakuasi rangkaian kereta yang anjlok di Stasiun Malang Kota Lama, Kamis (19/11). Jumlah pekerja terdiri atas 60 teknisi evakuasi sarana dan 20 teknisi untuk jalan rel.

Manager Humas PT KAI Daop 8 Surabaya, Suprapto menyatakan, saat ini, pihaknya masih melakukan proses evakuasi terhadap rangkaian kereta cadangan yang mengalami anjlok di Stasiun Malang Kota Lama. Dari empat rangkaian kereta yang anjlok, dua di antaranya sudah berhasil dievakuasi.

Rangakain kereta pertama berhasil dievakuasi oleh para teknisi pada Rabu (18/11) sekitar pukul 18.15 WIB. "Dan gerbong kereta nomor K1 01701 berhasil dievakuasi pada tanggal 19 November pukul 05.30 WIB," kata Suprapto kepada wartawan, Kamis (19/11).

Saat ini, menurut dia, seluruh tim evakuasi sedang fokus melakukan pengangkatan rangkaian kereta tiga dan empat. Dalam proses evakuasi ini, PT KAI Daop 8 Surabaya telah mendatangkan alat crane dari Solo. Kemudian juga termasuk melibatkan puluhan teknisi untuk melakukan evakuasi.

Sebelumnya, rangkaian kereta api tanpa lokomotif meluncur tanpa kendali dari arah Stasiun Malang Kota Baru. Kemudian menabrak ekskavator yang dipergunakan untuk memperbaiki rel di sekitar Stasiun Malang Kota Lama. Setelah itu, rangkaian kereta tersebut pun anjlok dan berhenti.

Menurut Suprapto, rangkaian langsiran anjlok di Stasiun Malang Kota Lama pada Rabu sekitar pukul 15.02 WIB. Kereta anjlok ini dilaporkan terdiri atas tujuh rangkaian. "Di mana yang mengalami anjlokan adalah gerbong kesatu sampai keempat," kata Suprapto dalam pesan tertulis yang diterima Republika pada Rabu (18/11) malam WIB.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement