Rabu 18 Nov 2020 13:38 WIB

Wapres Ungkap Beda Krisis Saat Ini dengan Krisis Sebelumnya

Krisis sektor riil perlu ditangani agar tidak merambat jadi krisis sektor finansial.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Fuji Pratiwi
Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin. Wapres menyebut, krisis akibat pandemi Covid-19 kali ini berbeda dengan krisis sebelumnya.
Foto: dok. KIP/Setwapres
Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin. Wapres menyebut, krisis akibat pandemi Covid-19 kali ini berbeda dengan krisis sebelumnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin mengatakan krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19 saat ini sangat berbeda dengan krisis ekonomi yang pernah terjadi sebelumnya.

Ia menilai, krisis ekonomi sebelumnya diawali krisis di sektor finansial yang mengakibatkan berkurangnya likuiditas. Hal ini membuat sektor riil terdampak secara tidak langsung dari sektor keuangan. Namun, berbeda dalam krisis ekonomi yang disebabkan pandemi Covid-19, justru sektor riil terdampak lebih dahulu.

Baca Juga

"Krisis finansial sudah sering terjadi dan para ekonom telah memiliki pengalaman dan cara yang baku dalam menanganinya. Sementara itu, krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19 sangat berbeda dengan krisis ekonomi sebelumnya," ujar Kiai Ma'ruf saat menjadi pembicara kunci pada Kongres VIII Asosiasi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Indonesia (AFEBI) secara virtual, Rabu (18/11).

Ia menjelaskan, sektor riil menjadi yang pertama terdampak lantaran di segmen rumah tangga, masyarakat mengurangi atau menunda aktivitas ekonomi seperti konsumsi, kecuali konsumsi untuk bahan pokok. Hal ini karena di awal masa pandemi, beberapa negara membatasi pergerakan masyarakat yang secara langsung berdampak terhadap aktivitas perekonomian.

Pelambatan ekonomi pada segmen rumah tangga ini kemudian berdampak pada sektor korporasi di mana terjadi pengurangan aktivitas produksi dan investasi yang berimbas pada pengurangan tenaga kerja. Dampaknya, kata Kiai Ma'ruf, makin berat karena daya beli masyarakat juga berkurang sehingga pelambatan ekonomi tidak bisa dihindari dan mengakibatkan krisis di sektor riil

Karena itu, ia mengingatkan krisis di sektor riil perlu ditangani untuk menghindari penularan krisis ke sektor finansial. "Bila terjadi krisis ganda, yakni krisis di sektor riil dan krisis di sektor finansial, maka pemulihan akan menjadi lebih panjang," ungkap Kiai Ma'ruf.

Karena itu, pemerintah berupaya keras untuk mencegah krisis di sektor riil ini agar tidak menjalar menjadi krisis di sektor finansial. Caranya, dengan melakukan refocusing dan realokasi sebesar Rp 695,2 triliun untuk program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement