REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tema milad Muhammadiyah ke-108 tahun 2020 'Meneguhkan Gerakan Keagamaan Hadapi Pandemi dan Masalah Negeri'. Untuk itu, gerakan Muhammadiyah sekarang fokus supaya pandemi Covid-19 tidak terlalu berdampak negatif dan luas terhadap masyarakat Indonesia.
"Tema milad Muhammadiyah adalah meneguhkan gerakan keagamaan hadapi pandemi dan permasalahan bangsa, jadi kita pada era sekarang sedang fokus bagaimana pandemi ini tidak terlalu berdampak negatif dan luas terhadap masyarakat Indonesia," kata Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Dadang Kahmad kepada Republika, Selasa (17/11).
Prof Dadang mengatakan, Muhammadiyah prihatin melihat ketidaktaatan protokol kesehatan yang dilakukan oleh kelompok pemerintah yang menggelar pilkada dan kelompok keagamaan yang menggelar upacara-upacara keagamaan saat pandemi Covid-19. Padahal, Muhammadiyah sudah semaksimal mungkin berkorban untuk menghadapi pandemi Covid-19.
Muhammadiyah telah menyiapkan 75 rumah sakit, banyak tenaga dokter, memberikan santunan sosial, dan sudah ratusan miliar uang yang digunakan untuk menanggulangi pandemi Covid-19. Oleh karena itu perjuangan untuk hadapi pandemi tetap akan Muhammadiyah lakukan.
"Dan Muhammadiyah dengan sangat antusias terus mengawal perlawanan terhadap Covid-19 termasuk saat vaksin ini sudah ada," ujarnya.
Prof Dadang juga menyampaikan harapan Muhammadiyah untuk internal Muhammadiyah. Ia mengingatkan bahwa sekarang Muhammadiyah sedang menghadapi tantangan yang lebih luas di era 4.0 maupun 5.0. Era ini merupakan era yang sangat berbeda dengan era yang lalu.
Maka, Muhammadiyah bersiap-siap untuk beradaptasi terhadap perubahan-perubahan itu di sektor muamalah keduniawian. Karena itu kepada semua anggota Muhammadiyah diingatkan untuk lebih mengantisipasi, adaptasi dan melakukan langkah-langkah inovasi untuk menghadapi perubahan itu.
"Terhadap sesama warga negara Indonesia mari kita menjadikan negara ini menjadi negara yang maju, aman, damai dan tidak ada lagi unsur politik dan permusuhan dan kita fokus membangun supaya menjadi Indonesia berkemajuan," ujarnya.