Selasa 17 Nov 2020 18:21 WIB

Kenaikan Kasus dan Kematian Covid Jateng Pekan Ini Tertinggi

Ganjar menilai lonjakan kasus Covid-19 di Jateng akibat semakin banyak orang dites.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dalam sebuah kesempatan memimpin rapat penanganan Covid-19 di kantor Gubernuran, di Semarang, Senin (16/11). Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19, kenaikan tertinggi kasus Covid-19 pada pekan ini terjadi di Provinsi Jawa Tengah. (ilustrasi)
Foto: dok. Humas Prov Jateng
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dalam sebuah kesempatan memimpin rapat penanganan Covid-19 di kantor Gubernuran, di Semarang, Senin (16/11). Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19, kenaikan tertinggi kasus Covid-19 pada pekan ini terjadi di Provinsi Jawa Tengah. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dessy Suciati Saputri, Bowo Pribadi

Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, lonjakan tertinggi penambahan kasus Covid-19 pekan ini terjadi di Jawa Tengah (Jateng) dengan 2.377 kasus baru. Padahal, pekan sebelumnya, kenaikan tertinggi hanya sebesar 919 kasus baru, juga terjadi di Jateng.

Baca Juga

“Pada pekan lalu, kenaikan tertinggi hanya sebesar 919 kasus baru. Namun di pekan ini kenaikan tertinggi berada di 2.377 kasus baru,” ujar Wiku saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (17/11).

Setelah Jateng ada Jawa Barat di urutan kedua dengan kenaikan kasus sebesar 875 kasus baru dari pekan sebelumnya. DKI Jakarta berada di urutan ketiga sebesar 778 kasus baru, selanjutnya Banten dengan 262 kasus baru dan Lampung sebesar 204 kasus.

“Saya apresiasi kepada Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat yang berhasil keluar dari lima besar kenaikan kasus tertinggi di pekan ini,” kata Wiku.

Sejumlah provinsi yang mengalami kenaikan kasus positif tertinggi tersebut merupakan daerah dengan padat penduduk serta kegiatan sosial dan ekonomi sudah berjalan. Karena itu, ia meminta agar kenaikan kasus positif ini dapat segera ditangani.

“Saya betul-betul mohon kepada pemerintah daerah setempat untuk menekan angka kasus. Mohon tindak tegas kepada masyarakat yang berkerumun dan tidak melaksanakan protokol kesehatan dengan ketat,” ucap Wiku.

Wiku juga menyoroti Jateng yang masih berada di peringkat pertama kasus kematian tertinggi pada pekan ini dengan kenaikan angka kematian mencapai 38 kasus. Kemudian, diikuti oleh Kalimantan Timur dengan kenaikan 13 kasus, Jambi kenaikan 6 kasus, Kepulauan Riau naik 4 kasus, dan Kepulauan Bangka Belitung naik 3 kasus.

Adapun persentase kasus meninggal tertinggi yakni di Jawa Timur sebesar 7,15 persen, Sumatera Selatan sebesar 5,37 persen, NTB sebesar 5,2 persen, Bengkulu sebesar 4,49 persen, dan Jawa Tengah sebesar 4,36 persen.

“Persentase ini cenderung terus menurun dari pekan-pekan sebelumnya, ini adalah perkembangan yang kita harapkan ke arah yang lebih baik,” ujar dia.

Wiku mengingatkan pemerintah daerah maupun aparat penegak hukum agar menegakkan disiplin protokol kesehatan serta menindak siapapun yang melanggar aturan ini. Aturan harus ditegakkan terhadap siapapun tanpa pandang bulu.

“Kami juga meminta kepada pemerintah maupun Satgas di daerah serta aparat penegak hukum untuk menegakan disiplin dan menindak secara tegas siapapun yang melanggar protokol kesehatan ini tanpa pandang bulu sesuai dengan peraturan yang berlaku,” ujar Wiku.

Wiku menegaskan, keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi. Karena itu, ia meminta kepada seluruh pihak untuk mematuhi protokol kesehatan yang sudah ditentukan oleh pemerintah sebagai upaya pencegahan sekaligus perlindungan kepada masyarakat terhadap penularan Covid.  

“Satgas ingin mengingatkan bahwa upaya penanganan Covid dapat dilakukan dengan baik apabila koordinasi antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya dijalankan secara efektif,” tambah dia.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengakui, kasus Covid-19 di provinsinya mengalami lonjakan beberapa waktu terakhir. Tercatat pada pekan ke-44 ada tambahan 2.319 kasus, pekan ke-45 naik menjadi 3.903 kasus dan pekan ke-46 sekitar 3.646 kasus.

“Jadi kalau semakin banyak tes, bisa juga banyak tambahan kasusnya. Tapi sekarang ini ada tren penurunan dan semoga selanjutnya bisa terus turun,” kata Ganjar, Selasa (17/11).

Untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng bakal menambah sekitar 10 kamar isolasi dan dua fasilitas Intensive Care Unit (ICU), di tiap rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 milik pemerintah. Dengan penambahan tersebut, maka di Jawa Tengah akan ada penambahan sekitar 520 kamar isolasi dan 104 fasiltas ICU.

Penambahan tersebut diperkirakan akan selesai sekitar satu hingga dua pekan ke depan. Caranya, Jawa Tengah membuat semacam ‘arisan’ ICU.

Sehingga, di masing-masing rumah sakit akan bertambah dua fasiltas ICU hingga nantinya ada penambahan sekitar 104 fasilitas ICU dan penambahan sebanyak 520 tempat tidur di rumah sakit tersebut.

“Hal ini dilakukan untuk menambah kapasitas serta daya tampung fasilitas penanganan pasien Covid-19,” kata Ganjar.

Selain menambah kapasitas kamar isolasi dan ICU, masih kata gubernur, Jawa Tengah juga akan melakukan antisipasi terhadap berlangsungnya kegiatan keagamaan dan kegiatan liburan yang dilakukan pada akhir tahun. Ia meminta Pemerintah Kabupaten/Kota untuk mendata dan melaporkan semua agenda kegiatan yang ada di daerahnya masing- masing.

“Kita menyiapkan skenario karena mau akhir tahun. Ada perayaan kegiatan keagamaan dan juga malam tahun baru. Kita semua minta seluruh kabupaten/kota untuk mendata dan melaporkan agenda kegiatannya,” tegas gubernur.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Prabowo menambahkan, sampai saat ini tingkat okupansi rumah sakit di Jateng masih tergolong aman. Namun, penambahan tempat tidur isolasi dan ICU tetap dilakukan.

Penambahan tempat tidur isolasi dan fasilitas ICU tersebut, lanjut Yulianto, tentunya tidak sekadar ‘kosongan’, namun sekaligus beserta dengan berbagai peralatan pendukung medis yang dibutuhkan. Termasuk juga dengan alatnya seperti ventilator dan lainnya.

Baru- baru ini, Jateng mendapatkan dukungan berupa bantuan ventilator bagi rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 dari Badan Bantuan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID). Jawa Tengah menadapatkan bantuan sebanyak 83 unit ventilator yang secara resmi diserahkan oleh Duta Besar (Dubes) Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia, Sung Kim, pada Jumat (13/11) lalu.

“Bantuan ventilator untuk rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 di Jawa Tengah terebut merupakan bagian dari bantuan 1.000 ventilator bagi penanganan Covid-19 di Indonesia, yang diberikan Pemerintah AS melalui USAID,’ tegasnya.

photo
Dana PEN untuk Klaster Kesehatan - (Tim infografis Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement