REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satgas Penanganan Covid-19 menyatakan Indonesia terbuka terhadap seluruh opsi atau kandidat produk vaksin yang dianggap efektif. Pernyataan satgas ini menyusul klaim efektivitas uji klinis vaksin yang dikembangkan pabrikan farmasi asal Amerika Serikat (AS), Moderna.
"Pada intinya pemerintah terbuka dengan kandidat vaksin manapun tanpa lengah dalam memutuskan untuk melakukan kerja sama karena penetapan kandidat vaksin ini harus melalui proses pengawalan oleh badan yang berwenang, yakni BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan)," ujar Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam keterangan pers di kantor presiden, Selasa (17/11).
Selain pengawalan oleh BPOM, Wiku menambahkan, seluruh kandidat vaksin Covid-19 perlu dikaji secara mendalam berdasarkan kaidah keilmuwan. Produk vaksin dari pabrikan manapun yang nantinya akan digunakan di Indonesia, ujar Wiku, juga harus lolos uji klinis tahap ketiga dan memperoleh emergency use authorization (EUA) dari BPOM.
"Selain itu, vaksin Covid-19 yang nanti digunakan adalah vaksin yang tentunya sesuai dengan karakter masyarakat Indonesia, serta juga yang sesuai dengan sarana pendukung lainnya seperti cold chain (rantai dingin)," kata Wiku.
Sebelumnya, pabrikan farmasi AS, Moderna Inc, mengklaim vaksin yang mereka kembangkan menunjukkan efektivitas hingga 94,5 persen untuk mencegah Covid-19. Pengumuman yang disampaikan perusahaan pada Senin (16/11) tersebut berdasarkan data sementara dari uji coba tahap akhir.
Moderna menjadi perusahaan farmasi kedua asal AS yang melaporkan perkembangan uji klinis vaksin dengan hasil positif. Sebelumnya, Pfizer juga melaporkan progress riset vaksin mereka dengan efektivitas mencapai 90 persen.