Selasa 17 Nov 2020 16:21 WIB

Kematian Akibat Covid-19 di Bandung Tembus 103 Kasus

Mayoritas warga yang meninggal adalah lansia yang memiliki penyakit penyerta.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Karta Raharja Ucu
Simulasi protokol pengurusan jenazah pasien Covid-19.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Simulasi protokol pengurusan jenazah pasien Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kematian akibat Covid-19 di Kota Bandung hingga Senin (16/11) tercatat di data pusat informasi Covid-19 mencapai 103 kasus. Mayoritas warga yang meninggal berusia lanjut atau lansia yang memiliki penyakit penyerta tertinggi yaitu penyakit  diabetes.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Rosye Arosdiana mengatakan mayoritas warga yang meninggal akibat covid-19 berusia lanjuta atau lansia. Menurutnya, para lansia yang meninggal memiliki riwayat penyakit penyerta seperti diabetes.

"Rata-rata umur lansia, saya masih ingat kisaran antara usia 59 sampai 70 dan 80 tahun dengan penyakit penyerta tidak menular terbanyak diabetes," ujarnya, Selasa (17/11).

Berdasarkan data pusat informasi covid-19, angka kasus covid-19 kumulatif mencapai 2.490 kasus, 298 kasus aktif, 2.089 kasus sembuh. Ia melanjutkan, kasus covid-19 usia kurang dari 5 tahun sebanyak 59 anak, usia 6 sampai 19 tahun sebanyak 185 orang.

"Rata-rata sudah sembuh semua, kesembuhan di kita juga cukup bagus, dari 2.490 kasus positif yang sembuh 2.089 kasus. Delapan puluh sembilan mendekati 90 persen," katanya.

Menurutnya, mayoritas anak yang terpapar covid-19 disebabkan kontak erat dengan anggota keluarga yang banyak berkegiatan di luar rumah. Ia mengatakan, kondisi tersebut harus dipahami oleh masyarakat yang masih berkegiatan di luar rumah untuk menerapkan protokol kesehatan.

Rosye menambahkan, 8 bulan pandemi covid-19 masyarakat sudah mulai merasa bosan dan lelah dengan kondisi tersebut. Namun begitu, ia mengatakan masyarakat untuk tetap waspada serta tidak abai menjalankan protokol kesehatan.

"Bagi saya tidak wajar (abai) kalau penyakit masih seperti ini, perjalanan penyakit masih ada," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement