REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Dinas Pertanian Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menyebutkan, sekitar 6,75 hektare tanaman padi di Mataram, rebah diterjang angin puting beliung yang terjadi pada Ahad (15/11).
"Dari 6,75 hektare padi yang rebah itu, 6 hektarenya masih bisa dipanen sedangkan sisanya mengalami rusak atau gagal panen karena padi baru mulai berbunga," kata Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kota Mataram H Mutawalli di Mataram, Selasa (17/11).
Menurut dia, sebanyak 6,75 hektare padi petani yang terdampak angin puting beliung tersebut dikelola oleh empat kelompok tani (poktan) pada dua kelurahan. Dengan rincian di Kelurahan Pagutan Timur ada tiga kelompok tani yakni Poktan Petemon II dengan luas padi terdampak 1 hektare, Poktan Dharma Karya I seluas 2,75 hektare dan Poktan Dharma Karya II seluas 2 hektare.
Sedangkan, satu poktan lagi berada di Kelurahan Pagutan yakni Poktan Dasan Kereket dengan luas padi yang terdampak 1 hektare.
"Harapan kami, sekitar 6 hektare padi petani yang rebah tersebut dipastikan bisa dipanen dalam waktu dekat, sebab padi tersebut sebenarnya memang akan dipanen dalam dua hari lagi," katanya.
Sementara, sisa lahan tanaman padi yang terdampak sekitar setengah hektare yang mengalami kerusakan atau gagal panen, akan dilakukan pendataan agar dapat ditindaklanjuti untuk klaim asuransi.
"Saat ini, petugas kami sedang melakukan pendataan dan menanyakan kepada poktan apakah mereka masuk Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) atau tidak," katanya.
Kalau mereka masuk AUTP, pihaknya, akan memfasilitasi untuk klaim gagal panen. Sesuai dengan ketentuan, jika 1 hektare padi petani gagal panen maka petani bisa mendapatkan klaim Rp 6 juta.
"Jadi kalau yang gagal panen setengah hektare, mungkin bisa mendapat klaim sekitar Rp 3 juta. Untuk itu, kita pastikan dulu petani tersebut sudah masuk AUTP atau tidak agar petani tidak rugi," katanya.