REPUBLIKA.CO.ID, oleh Sapto Andika Candra, Rr Laeny Sulistyawati
Pemerintah pada Senin (16/11) merilis ada penambahan kasus konfirmasi positif Covid-19 sebanyak 3.535 orang dalam 24 jam terakhir. Angka ini menurun dibanding penambahan kasus pada Ahad (15/11) kemarin sebesar 4.106, atau dibanding penambahan kasus pada Jumat-Sabtu akhir pekan lalu yang tembus 5.000 orang sehari.
Meski mengalami penurunan kasus harian, jumlah spesimen yang diperiksa hari ini mengalami kenaikan. Hari ini ada 34.452 spesimen yang diperiksa, naik dibanding laporan kemarin sebanyak 32.861 spesimen. Jumlah orang yang diperiksa juga mulai merangkak naik menjadi 27.570 orang, dari 25.396 pada Ahad.
Namun kenaikan kapasitas pemeriksaan hari ini belum bisa dijadikan tolok ukur perbaikan. Kapasitas pemeriksaan hari ini masih jauh dari angka 'normal' yang biasanya mencapai lebih dari 40 ribu spesimen dengan lebih 35 ribu orang diperiksa.
Rekapitulasi data memang menunjukkan pola berulang menunjukkan bahwa kapasitas pemeriksaan selalu anjlok setiap akhir pekan atau libur nasional. Apalagi saat libur panjang seperti akhir Oktober lalu.
Pemerintah sendiri mengaku ada kecenderungan penurunan kapasitas testing setiap tanggal merah atau hari libur. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam keterangan pers pekan lalu menilai perlu dilakukan evaluasi operasional laboratorium di seluruh Indonesia.
"Menurun analisis data terjadi penurunan testing setiap akhir minggu atau saat libur panjang. Ini merupakan salah satu tantangan yang sedang kita coba selesaikan," ujar Wiku pekan lalu.
Dalam penambahan kasus pada Senin, DKI Jakarta kembali menjadi provinsi yang menyumbang angka tertinggi yakni 1.006 kasus baru. Jawa Tengah menyusul di posisi kedua dengan 705 kasus. Berada di posisi ketiga, Jawa Barat dengan 558. Menyusul kemudian ada Jawa Timur dengan 264 kasus dan Kalimantan Timur dengan 159 kasus baru.
Sehingga, total angka kumulatif kasus konfirmasi positif Covid-19 di Indonesia menjadi 470.648 kasus. Kasus sembuh juga dilaporkan bertambah 3.452 orang hari ini, sehingga jumlah pasien Covid-19 yang telah dinyatakan sembuh sebanyak 395.443 orang.
Sementara itu, angka kematian juga tercatat bertambah 85 orang. Jumlah pasien yang meninggal dunia dengan status positif Covid-19 sampai saat ini sebanyak 15.296 orang.
Tingkat keterisian RS
Lonjakan kasus harian infeksi virus corona SARS-CoV2 (Covid-19) hingga 5.000-an kasus pada Jumat dan Sabtu pekan lalu mulai berdampak pada tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit (RS) rujukan Covid-19. Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) mencatat penambahan pasien Covid-19 di RS.
"Peningkatan pasien mulai terasa, data menyebutkan keterisian di beberapa RS rujukan merangkak naik 50 persen menuju 60 persen," kata Sekretaris Jenderal Persi Lia G Partakusuma saat dihubungi Republika, Ahad (15/11).
Sebab, dia menambahkan, semakin banyak kasus Covid-19 dan menunjukkan gejala yang berarti harus dirawat di fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan (FKRTL). Beruntung, banyak pemerintah daerah, termasuk Jakarta yang menyediakan hotel sebagai tempat isolasi mandiri pasien gejala ringan sehingga keterisian rumah sakit kini tidak terlalu penuh.
Sedangkan, pasien dengan gejala sedang hingga berat terutama yang memiliki penyakit penyerta (komorbid) dan pasien kondisi kritis bisa langsung dirawat di rumah sakit (RS). Lia memastikan, lebih dari 1.000 rumah sakit milik pemerintah dan swasta menjadi rujukan pasien Covid-19 terus siaga menerima pasien. Kendati demikian, ia menegaskan bukan berarti berapapun pasien yang masuk ke RS pasti langsung diterima.
"Persi berharap keterisian tempat tidur untuk pasien Covid-19 di bawah 50 persen, karena RS rujukan ini juga menerima pasien penyakit lain. Jangan sampai hanya fokus pada Covid-19 membuat pasien penyakit selain infeksi virus itu akhirnya terlantar," ujarnya.
Ia menyontohkan pasien penyakit seperti jantung, ginjal, atau melahirkan bayi yang membutuhkan perawatan atau kontrol di rumah sakit. Jika penderita penyakit ini masih bisa menahan diri di dua atau tiga bulan pertama, namun pandemi yang berlangsung dalam jangka panjang seperti saat ini membuat mereka mau tak mau harus kontrol atau dirawat.
"Pasien non-Covid juga harus kami jaga," katanya.
Oleh karena itu, ia meminta masyarakat jangan merasa santai dan meremehkan penularan virus ini. Persi berharap masyarakat lebih siaga, apalagi saat ini terlihat tren pasien Covid-19 yang masuk di RS bukan hanya satu atau dua orang. Lia menyebutkan, kini tak jarang pasien masuk ke RS bersama-sama, misalnya dari satu keluarga yang sama.
"Kalau ada lonjakan Covid-19 dan masuk RS bersamaan kan repot," katanya.
Satgas Penanganan Covid-19 juga meminta masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan dan tidak membuat kerumunan.
"Kami mengajak seluruh komponen masyarakat untuk betul-betul patuh kepada protokol kesehatan, khususnya yang terkait dengan tidak menimbulkan kerumunan," kata Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Letjen Doni Monardo saat mengisi konferensi virtual BNPB bertema Perkembangan Penanganan Covid-19 dan Kepatuhan Protokol Kesehatan, Ahad (15/11) petang.
Sebab, dia menambahkan, aktivitas kerumunan hampir pasti membuat penularan Covid-19, baik menulari atau tertular. Ia menambahkan, mungkin bagi anak muda yang usianya di bawah 36 tahun dan sehat tidak memiliki penyakit penyerta (komorbid) rata-rata ketika terpapar Covid-19 hanya mengalami tanpa gejala. Namun, dia melanjutkan, ketika bertemu dengan saudara yang dicintai yang memiliki komorbid dengan usia lanjut maka risikonya menjadi sangat fatal.
"Data yang kami peroleh selama delapan bulan terakhir, angka kematian Covid-19 terjadi pada penderita komorbid dan kelompok lanjut usia (lansia) yang mencapai 80 sampai 90 persen. Ini angka yang sangat tinggi," ujarnya.
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M Faqih juga meminta masyarakat untuk tetap waspada. Daeng khawatir, jika protokol kesehatan 3M yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak tidak dilakukan dengan baik maka kenaikan kasus Covid-19 bisa terus berlanjut.
"Tetapi kalau kita disiplin 3M dijaga, mudah-mudahan kasus baru Covid-19 bisa menurun," kata Daeng, Senin (16/11).