Ahad 15 Nov 2020 20:38 WIB

Doni: Kasus Covid Naik, Tapi Angka Pasien di RS Terkendali

Kasus baru Covid-19 sempat mencetak rekor baru 5.444 orang pada Jumat (13/11).

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Andri Saubani
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo menyampaikan keterangan pers di halaman Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, Jakarta, Ahad (15/11). Dalam konferensi pers tersebut Satgas Covid-19 bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengimbau masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan serta mengurangi aktivitas yang menimbulkan kerumunan untuk menekan penyebaran covid-19. Republika/Thoudy Bada
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo menyampaikan keterangan pers di halaman Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, Jakarta, Ahad (15/11). Dalam konferensi pers tersebut Satgas Covid-19 bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengimbau masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan serta mengurangi aktivitas yang menimbulkan kerumunan untuk menekan penyebaran covid-19. Republika/Thoudy Bada

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengakui, jumlah harian kasus positif Covid-19 relatif mengalami peningkatan dalam beberapa hari ini. Kendati demikian, Doni mengeklaim lonjakan kasus Covid-19 saat ini masih terkendali.

"Bahkan ada yang memecah rekor 5.444 kasus, Jumat (13/11) kemarin. Tetapi kalau dibandingkan dengan Agustus akhir dan September awal, saat ini angka pasien yang dirawat (di fasilitas kesehatan) masih terkendali," katanya saat mengisi konferensi virtual BNPB bertema Perkembangan Penanganan Covid-19 dan Kepatuhan Protokol Kesehatan, Ahad (15/11) petang.

Baca Juga

Doni menyebutkan keterisian pasien Covid-19 di rumah sakit darurat Covid-19 Wisma Atlet masih 53 persen, kemudian rumah sakit (RS) di DKI Jakarta masih 68 persen. Kendati demikian, Satgas Penanganan Covid-19 mengaku mengikuti perkembangan kasus penambahan infeksi virus ini hingga sepekan mendatang. Pihaknya ingin memastikan masyarakat benar-benar menerapkan liburan aman dan nyaman tanpa kerumunan.

"Kalau bisa dikendalikan dengan baik, maka kami memberi masukan bisa diberi libur panjang selanjutnya. Namun, kalau masih terjadi peningkatan kasus, maka liburan selanjutnya diperpendek atau ditiadakan sama sekali," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Adib Khumaidi menilai kenaikan kasus Covid-19 akibat mobilitas masyarakat.

"Positivity rate (Covid-19) sangat terpengaruh kondisi atau aktivitas masyarakat. Salah satu faktornya adalah mobilitas masyarakat, aktivitas yang berpotensi menjadi sumber penularan yaitu tidak menjaga jarak dengan baik dan berkerumun,"  katanya.

Ia mencontohkan, lonjakan kasus Covid-19 Mei 2020 lalu sebesar 20 persen, kemudian Agustus 10 persen, dan saat ini ada lonjakan kasus  ia menegaskan,  garda terdepan penanganan Covid-19 adalah masyarakat.

Menurutnya, mematuhi protokol seperti yang disampaikan pemerintah yaitu 3M termasuk mencuci tangan dengan sabun akan menurunkan penularan lebih dari 90 persen. Artinya, dia menambahkan, perubahan perilaku masyarakat saat adaptasi kebiasaan baru (AKB) jadi hal yang penting sehingga hal-hal yang berpotensi menjadi sumber penularan bisa dihindari.

Sedangkan, tenaga kesehatan adalah benteng terakhir dan pihaknya berharap jangan sampai ada yang terinfeksi virus ini, kritis, kemudian meninggal. Ia optimistis kalau protokol kesehqtan dipatuhi maka lonjakan kasus bisa ditekan.

"Kalau tidak mematuhi protokol kesehatan, lonjakan kasus meningkat dan terjadi risiko kematian tenaga kesehatan. IDI tidak berharap kalah dengan Covid-19, kita harus menang," katanya.

Ketua Umum PB IDI Daeng M Faqih menambahkan, kasus Covid-19 yang meningkat akhir-akhir ini mengindikasikan penularan virus masih terjadi.

"Itu tandanya bahwa kita belum selesai memerangi Covid-19," ujarnya.

Sebelumnya, konfirmasi kasus positif Covid-19 harian melonjak di atas 5.000 dalam dua hari terakhir. Konfirmasi kasus positif Covid-19 Jumat (13/11) sebanyak 5.444 dan Sabtu (14/11) sebanyak 5.272.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement