Sabtu 14 Nov 2020 13:27 WIB

ASEAN Jangan Hanya jadi Pasar dalam Ekonomi Digital

ASEAN harus mampu melakukan transformasi digital.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Indira Rezkisari
Presiden Joko Widodo menggarisbawahi krisis ekonomi hebat yang dialami dunia, termasuk negara-negara ASEAN, akibat pandemi Covid-19.
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Presiden Joko Widodo menggarisbawahi krisis ekonomi hebat yang dialami dunia, termasuk negara-negara ASEAN, akibat pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menjadi salah satu pembicara kunci dalam Pertemuan ASEAN Business and Investment Summit 2020 (ABIS 2020). Pertemuan ini bertema "Digital ASEAN: Sustainable and Inclusive" yang dilaksanakan di Hanoi, Vietnam, Jumat (13/11) dalam rangkaian KTT ASEAN ke-37. Presiden dan pemimpin lainnya hadir secara virtual.   

Dalam pidatonya, Presiden Jokowi menggarisbawahi krisis ekonomi hebat yang dialami dunia, termasuk negara-negara ASEAN, akibat pandemi Covid-19. Lebih dari 30 juta orang di ASEAN terancam kehilangan pekerjaan, dan semua kalkulasi bisnis serta ekonomi harus dihitung ulang.

Baca Juga

"Oleh karena itu pentingnya optimisme, karena di tengah kesulitan terdapat kesempatan, salah satunya adalah percepatan perkembangan digitalisasi di berbagai bidang, di mana banyak aktivitas kerja, bisnis, dan pendidikan harus dilakukan secara virtual," ujar Presiden Jokowi dalam keterangan pers Kementerian Luar Negeri, dikutip Sabtu (14/11).

Potensi ekonomi digital ASEAN yang ditaksir mencapai 200 miliar dolar AS pada tahun 2025, baru dapat dipenuhi jika ASEAN mampu melakukan transformasi digital. Presiden juga melihat masih besarnya kesenjangan digital diantara negara-negara ASEAN.

Untuk menanggulangi hal tersebut, Presiden RI menyampaikan tiga poin utama yang penting untuk didorong dalam pemanfaatan teknologi digital di ASEAN. "Pertama, revolusi digital yang inklusif," tegasnya.

Presiden menekankan bahwa akses, keterjangkauan dan kapasitas merupakan tiga kunci utama agar demokratisasi digital dapat berjalan. Dalam kaitan ini, infrastruktur digital yang disertai pengembangan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) perlu untuk dipersiapkan secara matang

"Kedua, perlunya ASEAN untuk menjadi pemain besar, dan bukan hanya pasar dalam ekonomi berbasis digital," ujar Presiden.

Jokowi juga menyatakan bahwa ekonomi digital harus dapat membantu UMKM masuk dalam rantai pasok global. Sebab UMKM adalah tulang punggung ekonomi ASEAN (89-99 persen dari ekonomi ASEAN).

Oleh karenanya, percepatan transformasi digital UMKM akan mendorong bangkitnya roda perekonomian kawasan. Sementara poin ketiga, lanjut presiden, penguatan sinergi guna menciptakan ekosistem digital yang kondusif.

Dalam hal ini, Presiden mendorong penguatan kerja sama Kawasan untuk mengeliminasi hambatan perdagangan digital, membangun kepastian hukum, menciptakan sinergi regulasi perdagangan digital serta kolaborasi kemitraan antara Pemerintah dan Swasta untuk memperkuat konektivitas Kawasan.

Acara ini diselenggarakan Pemerintah Vietnam dan KADIN Vietnam dalam rangkaian KTT ke-37 ASEAN. Hadir dalam acara itu lebih dari 350 orang peserta yang berasal dari kalangan pemimpin dunia usaha, perwakilan pemerintah dan organisasi internasional, baik di tempat acara maupun secara daring.

Selain Presiden RI, beberapa kepala negara lain tampil sebagai pembicara dalam acara ini antara lain Perdana Menteri Vietnam, Malaysia, Australia, Thailand serta Premier Cina.

ABIS merupakan forum bisnis dan investasi tahunan yang diselenggarakan oleh ASEAN Business Advisory Council (ABAC), dengan mengundang Kepala Negara ASEAN, mitra, think- tank, scholars, dan para CEO dari berbagai sektor usaha. Pertemuan secara umum membahas isu-isu global dalam rangka mencari solusi terhadap tantangan dunia terutama yang mempengaruhi dunia usaha saat ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement