REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepulangan Imam besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab langsung disambut oleh banyak pihak, khususnya mereka yang pernah ‘bekerja sama’ dalam pemilihan umum, kepala daerah, maupun presiden. Salah satunya adalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Sehari setelah kepulangan HRS, jajaran kepengurusan DPP PKS melakukan kunjungan silaturahim ke kediaman pimpinan FPI itu. Turut ikut dalam pertemuan tersebut, Ketua Majelis Syura PKS Habib Salim Segaf Aljufrie, Presiden PKS Akhmad Syaikhu, dan Sekretaris Jenderal PKS Habib Aboe Bakar Alhabsy.
Syaikhu mengatakan, bahwa pihaknya memiliki napas yang sama dalam hal revolusi akhlak. Menurutnya, Indonesia akan lebih baik dengan adanya hal tersebut.
“Insya Allah ke depan Indonesia, seperti Habib Rizieq akan mengedepankan revolusi akhlak agar ke depan Indonesia lebih baik lagi,” ujar Syaikhu lewat keterangan resmi yang diterima Republika, Kamis (12/11).
PKS, kata Syaikhu, mendukung upaya-upaya untuk membuat Indonesia maju lewat revolusi akhlak yang digaungkan HRS. Harapannya, hal tersebut akan memperbaiki Indonesia lewat perbaikan akhlak.
“Dengan generasi yang memiliki akhlak terpuji akan ada optimisme dan mewarnai kehidupan ke depan. Barangkali ini memulai dengan revolusi akhlak,” ujar Syaikhu.
Habib Salim juga tak segan mengungkapkan kerinduannya terhadap HRS. Pujian disampaikan lewat senandung syair yang disampaikan langsung olehnya kepada HRS.
“Apakah ada gerangan yang mau meminjamkan sayapnya, aku harapkan dengan sayap itu aku bisa terbang menemui yang aku cintai,” ujar Habib Salim.
Usai pertemuannya dengan PKS, HRS mengungkapkan bahwa ia mengapresiasi banyak pihak yang menyambut baik kepulangannya ke Indonesia. Khususnya PKS, yang hadir ke kediamannya dengan membawa para petinggi partainya.
Dia meyakini, PKS dan dirinya akan bergandengan tangan untuk memperjuangkan kepentingan rakyat. Tak terkecuali nasib para buruh, usai disahkannya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja.
“PKS yang berada di samping kita, InsyaAllah akan tetap bergandengan tangan dengan kita untuk membela semua rakyat Indonesia,” ujar HRS.
Untuk langkah awal, FPI disebutnya akan mengkaji UU Cipta Kerja yang sudah diteken Presiden Joko Widodo. Kata HRS, pihaknya memiliki kebiasaan membaca terlebih dulu sebelum bersuara.
“Kami tidak akan bergerak sebelum betul-betul menguasai materinya. FPI tidak akan mengajukan menolak atau menerima sebelum memahaminya,” ujar HRS.
Kembalinya HRS ke Indonesia disebut akan memperkuat gerbong oposisi terhadap pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin. Mengingat, HRS terkenal sebagai sosok yang suaranya nyaring mengkritik kebijakan pemerintah.
“Ujian bagi presiden dan parpol pendukung, karena selama ini narasi politiknya (HRS) berseberangan dan potensial memantik ketegangan ideologi politik,” ujar pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno.
Awal kolaborasi dengan HRS sebagai oposisi dinilainya sudah terlihat dari banyaknya tokoh yang berseberangan dengan Jokowi langsung berkunjung ke rumahnya. Selain PKS, sebelumnya pendiri Partai Ummat Amien Rais sudah melakukan pertemuan dengan HRS.
HRS disebutnya sebagai tambahan amunisi oposisi dalam mengkritisi jalannya pemerintahan saat ini. Mengingat sebelum kepulangannya, kelompok oposisi terbilang minoritas dan kritiknya cenderung tak terlalu terdengar.
“Antusiasme yang timbul beberapa hari kepulangan ini menunjukkan bahwa Habib Rizieq sudah menjadi komoditas politik yang luar biasa,” ujar Adi.