Rabu 11 Nov 2020 21:01 WIB

Tahun Ini, Jabar Tawarkan 27 Proyek Senilai Rp 32 Triliun

Jawa Barat masih menduduki peringkat pertama tujuan investasi baik asing

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Gita Amanda
Investasi di Indonesia (Ilustrasi)
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Investasi di Indonesia (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar), kembali menggelar West Java Investment Summit (WJIS) 2020. Menurut Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Barat Noneng Komara, ada 27 proyek yang siap dipasarkan dengan nilai Rp 32 triliun.

"Kalau tahun kemarin di MOU kan, kalau sekarang karena bentuknya virtual gitu sehingga yang Rp 32 triliun itu tadi sudah kita pasarkan dari beberapa hari yang lalu. Dan di posisi tanggal kemarin sore itu ada 696 perusahaan yang siap untuk melakukan mendengarkan dari market sounding dan melakukan one on one meeting dengan project owner masing-masing," ujar Noneng kepada wartawan, Rabu (11/11).

Noneng mengatakan, kalau melihat investor dari Indonesia sendiri sangat besar. Kemudian dari Jepang, Amerika, Perancis, Singapura, Malaysia dan Finland. "Itu sampai tadi pagi ada 696 perusahaan yang akan mengikuti one meeting untuk tanggal 16 dan 17 November 2020," katanya.

Noneng mengatakan, pihaknya fokus ke trade perdagangan dan pariwisata. Marena seperti yang diketahui, dua sektor ini merupakan faktor pemicu tercepat dari pertumbuhan ekonomi. Jabar, terkontraksi perekonomiannya sudah dua triwulan.

"Artinya kita mengalami resesi. Year on year kita minus. Harapannya dengan WJIS ini perekonomian bisa pulih. Investasi jadi mesin untuk growth perekonomian kita," katanya.

WJIS, kata dia, akan menggelar pertemuan secara online dilanjutkan dengan market sounding dan one on one meeting antara calon investor dengan pihak yang akan menawarkan investasi di sejumlah lokasi di Jawa Barat.

Di hari ketiga WJIS, kata dia, ada  groundbreaking Surya Cipta yang namanya Subang Smartpolitan. "Ini rangkaian WJIS, karena terkait branding Rebana di sana. Akan ada juga site visit, karena tahun ini Rebana menjadi highlight WJIS,” katanya.

Groundbreaking juga akan dilakukan di kawasan Bandara Kertajati, Majalengka berupa pembangunan hotel kerja sama antara PT BIJB dan PT Jaswita. Dan site visit ke sejumlah lokasi yang berada di kawasan Rebana. “Groundbreaking ini artinya tidak hanya cerita, tapi investasi akan terjadi,” kata Noneng.

Menurut Noneng, WJIS merupakan ajang tahunan dalam mempromosikan investasi yang ada di Jawa Barat. Sampai saat ini, Jawa Barat sebetulnya di masa Covid-19 ini posisinya masih rangking satu dari di triwulan 3 sampai triwulan 3 tahun 2020.

"Ini kita masih tertinggi artinya menjadi destinasi yang paling banyak diminati oleh investor," katanya.

Noneng Komara mengatakan Jawa Barat masih menduduki peringkat pertama tujuan investasi baik asing maupun dalam negeri pada kuartal III 2020. dengan Rp 86,3 triliun realisasi.

“Namun kami harus harus terus mempromosikan investasi. Kami tugasnya melakukan pengembangan investasi, fasilitasi investasi juga izin-izin terkait investasi, pemantauan di masa investor merealisasikan investasinya,” katanya.

Menurutnya WJIS 2020 kembali digelar sebagai ajang untuk terus mempromosikan investasi meskipun gelaran ini dilakukan di saat masa pandemi dan keterbatasan anggaran. "Berkolaborasi dengan Bank Indonesia kami masih bisa melakukan West Java Investment Summit ini selama 4 hari,” katanya.

Invest in Java for Better Future, Live, Work and Play menjadi tema WJIS kali ini. Menurutnya tema ini sesuai dengan misi Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dalam pengembangan kawasan Metropolitan Rebana. “Tagline-nya think investment, think West Java. Mudah-mudahan dengan tagline ini bisa mendunia,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement