REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepulangan Habib Rizieq Shihab (HRS) ke Indonesia menimbulkan euforia luar biasa bagi para pendukungnya. Setidaknya tujuh sampai delapan kilometer jalan tol menuju Bandara macet karena dipenuhi para pendukung HRS. Lautan manusia sudah memenuhi area Bandara Soekarno-Hatta sejak Selasa (10/11) pagi untuk menyambut kedatangan HRS, imbasnya sejumlah fasilitas bandara dilaporkan rusak. Kabar ini pun menjadi berita paling banyak dibaca di Republika.co.id pada Selasa, 10 November 2020.
Berita lain yang masuk dalam jajaran top 5 news adalah cerita Cucu Nelson Mandela yang menjadi mualaf dan ditolak sukunya. Berikut lima berita terpopuler di Republika.co.id pada Selasa, 10 November 2020.
1. Sejumlah Fasilitas Bandara Soetta Rusak
JAKARTA -- Sebagian besar massa simpatisan Habib Riziek Shihab (HRS) telah meninggalkan Terminal 3 bandara Soekarno-hatta. Namun, berbagai kerusakan akibat massa yang berdesakan tak bisa dihindari.
Beberapa fasilitas mulai dari tanaman hias, bangku, hingga outlet simcard bandara di sekitar Terminal 3 terpantau rusak. Berdasarkan pantauan Republika, hal itu dikarenakan mayoritas massa yang mendapat tempat jauh dari hall Terminal 3 memilih mencari lokasi tinggi dan memanjatnya untuk melihat dan menyapa HRS.
Namun di akhir penjemputan, sejumlah orang terlihat membawa kantung sampah dan memungut sampah di sekitarnya. Hingga berita ini dibuat, pihak pengelola bandara belum bisa dihubungi untuk dimintai tanggapan.
Sebelumnya, Pimpinan FPI Imam Besar Habib Riziek Shihab (IB HRS) langsung meninggalkan Terminal 3 kedatangan bandara Soekarno-Hatta. Sejak HRS tiba pukul 08.30 WIB, dirinya langsung disambut ribuan simpatisan dari berbagai daerah.
Baca berita selengkapnya di sini.
2. Cerita Cucu Nelson Mandela Mualaf dan Ditolak Sukunya
JAKARTA -- Siapa sangka tokoh perjuangan anti-apartheid Afrika Selatan Nelson Mandela memiliki seorang cucu yang merupakan mualaf. Setelah menjadi seorang Muslim ia kerap memperjuangkan kebebasan Palestina.
Ialah Mandla Mandela. Nama lengkapnya Nkosi Zwelivelile Mandla Mandela dan berasal dari klan Abathembu yang didapat dari kakeknya. Pada 2007 dia diangkat sebagai kepala suku Xhosa sekaligus dilantik sebagai ketua Dewan Adat Mvezo.
Mandla, yang saat itu masih berusia 32 tahun, berperan sebagai juru bicara kelompoknya dan memimpin upacara lokal serta menyelesaikan perselisihan yang terjadi. Lulusan ilmu politik itu bersumpah mencoba membantu orang-orang di pedesaan Eastern Cape, yang merupakan salah satu daerah termiskin di negara itu, sebelum dia dilantik.
Baca berita selengkapnya di sini.