REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Kemunculan klaster penyebaran Covid-19 tak hanya muncul di Kabupaten Garut. Di Kota Tasikmalaya, sejumlah pesantren juga menjadi klaster Covid-19. Namun, kasus Covid-19 di lingkungan pesantren di Kota Tasikmalaya disebut mulai terkendali.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat mengatakan, peningkatan kasus terkonfirmasi Covid-19 di Kota Tasikmalaya sempat mengalami peningkatan signifikan. Salah satu penyebabnya adalah kemunculan klaster pesantren di Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya.
Berdasarkan catatan Republika, dari pesantren itu tedapat 126 orang santri termasuk pengurus, yang terkonfimasi positif Covid-19. "Namun klaster di pesantren itu sudah selesai semua," kata Uus, Selasa (10/11).
Kendati demikian, dia menyebutkan, masih terdapat beberapa orang terkonfirmasi positif Covid-19 dari lingkungan pesantren lain yang masih menjalani isolasi mandiri. Dia memperkirakan, dalam dua atau tiga hari ke depan kasus dari lingkungan pesantren sudah benar-benar bisa teratasi.
"Jadi setelah itu kita bisa nyatakan kasus Covid-19 di pesantren selesai," kata dia.
Uus mengatakan, yang harus diantisipasi saat ini justru kemunculan klaster keluarga yang menyebar hampir di 10 kecamatan Kota Tasikmalaya. Menurut dia, klaster keluarga ini berpotensi lebih cepat menyebar karena banyak yang terkonfirmasi positif berstatus sebagai orang tanpa gejala (OTG).
Dia menjelaskan, kemunculan klaster keluarga di Kota Tasikmalaya lebih banyak disebabkan oleh pelaku perjalanan. Selain itu, di Kota Tasikmalaya terdapat istilah "weekend husband" di banyak keluarga.
"Jadi suaminya kerja di luar kota, hanya kembali pada akhir pekan. Itu berpotensi membawa virus juga," kata dia.
Karena itu, Uus mengingatkan, agar masyarakat tak lengah dalam menerapkan protokol kesehatan, meskipun di dalam rumah. Apalagi, saat ini aktivitas keluar-masuk Kota Tasikmalaya tak lagi dapat dibatasi.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya hingga Selasa, total kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di daerah itu mencapai 465 kasus. Sebanyak 326 orang telah dinyatakan sembuh, 121 orang masih menjalani perawatan, dan 18 orang meninggal dunia.