REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta disediakannya tempat isolasi di barak pengungsian warga sekitar Gunung Merapi. Tempat isolasi ini perlu disiapkan mengingat adanya potensi penyebaran Covid-19 di tempat pengungsian.
"Saya mohon, memang perlu ada ruang yang dikosongkan. Dalam arti disediakan tempat untuk (isolasi jika) sewaktu-waktu (bisa) digunakan bagi mereka yang kemungkinan positif (Covid-19)," kata Sultan saat mengunjungi barak pengungsian di Desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman.
Menurut Sultan, dengan disediakannya tempat isolasi akan mempermudah penanganan dan pencegahan penyebaran Covid-19. Terkait dengan protokol kesehatan pencegahan Covid-19, Sultan mengingatkan kepada seluruh warga dan petugas yang ada di barak pengungsian untuk menjalankan protokol tersebut dengan ketat dan disiplin.
"Jangan sampai justru di dalam pengungsian timbul masalah baru bagi kita di DIY. Disediakan ruang (isolasi), sehingga bisa dilokalisir dan dikarantina dari awal," ujarnya.
Ia pun meminta kepada Pemerintah Kabupaten Sleman untuk menjaga kesehatan warga di tempat pengungsian. Termasuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin terhadap warga yang mengungsi. Terutama bagi kelompok rentan. Seperti lanjut usia (lansia), anak-anak hingga disabilitas.
"Saya berharap dijaga kesehatannya, makannya. Baik susu untuk bayi maupun anak-anak yang memerlukan makanan," jelasnya.
Seperti diketahui, Basarnas Yogyakarta mulai melakukan evakuasi terhadap kelompok rentan di sekitar kawasan Gunung Merapi. Evakuasi ini dilakukan menyusul meningkatnya status aktivitas Merapi menjadi level III atau siaga.
"Tim rescue Kantor Basarnas Yogyakarta bersama semua unsur melaksanakan evakuasi kaum rentan dan mandiri ke Barak Pengungsian Glagaharjo (Cangkringan, Sleman)," Humas Kantor Basarnas Yogyakarta Pipit Eriyanto belum lama ini.
Pipit menyebut, ada 128 orang yang dievakuasi. Mulai dari lanjut usia (lansia), ibu hamil, disabilitas, anak-anak dan balita.