REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---Angkatan Muda Siliwangi (AMS) memiliki peranan yang sangat penting dalam menjaga kondusivitas Jawa Barat (Jabar). Dengan kondusivitas yang terjadi di Jawa Barat, maka pembangunan bisa terlaksana dengan baik.
"Tidak ada pembangunan tanpa kondusivitas. AMS salah satunya menjaga dasar-dasar pembangunan yakni menjaga kondusivitas sosial politik melalui peran-peran berbasis kewilayahan," ujar Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, usai menghadiri acara Milangkala ke-54 Tahun AMS, di Kantor AMS Pusat, Jalan Braga, Bandung, Senin (9/11) malam.
Emil mengatakan, kondusivitas menjadi kata kunci yang sangat penting bagi pemerintah dalam hal ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar dalam melakukan pembangunan. Karena, pembangunan tidak akan pernah terlaksana dengan baik jika terjadi gejolak di tengah-tengah masyarakat.
"Kalau //parasea// (bertengkar,red) maka tidak akan mungkinan pembangunan bisa dilaksanakan. Maka kondusivitas itu sangat mahal. AMS selama ini berperan dalam menjaga kodusivitas Jawa Barat," paparnya.
Setelah memasuki usia 54 tahun, Emil berharap AMS beradaptasi dengan situasi dan kondisi yang tengah terjadi saat ini yakni pandemi Covid-19. Karena, organsiasi yang baik adalah yang mampu beradaptasi dengan kebiasaan baru mulai dari kegiatan, operasional, substansi, dan lain-lain."Semangat AMS 54 tahun lalu adalah ketangguhan. Dibuktikan dengan semangat mau berubah," katanya.
Emil pun, sangat menyambut baik upaya AMS yang pada saat pandemi Covid-10 ini, telah melakukan pelatihan pertanian bagi para aggota yang masih milenial di pedesaan. Pelatihan pertanian di pedesaan ini, sinkron dengan pola ekonomi Jabar yang mengedepankan pembangunan ekonomi desa dengan digital.
Sementara, Ketua DPP AMS, Drs Noery ispandji Firman, pihaknya sudah memutuskan supaya organisasi AMS bsa mandiri terutama di tengah pandemi Covid-19 ini. Hal ini dilakukan karena dengan usia 54 tahn, maka AMS harus lebih matang dalam setiap langkah dan tindakan."Dengan kata lain, AMS garus lebih bermanfaat bagi masyarakat, bangsa, dan negara," katanya.
Salah satu upaya kebermanfaatan tersebut, kata Noery, sejak enam bulan lalu, AMS memutuskan untuk kembali mengolah desa dengan mendirikan pelatihan pertanian, peternakan, dan perikanan. Saat ini, AMS fokus melakukan pelatihan di beberapa desa di Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Kuningan.
"Di Kuningan ada budidaya lele. Kemudian di Sukabumi, AMS membina Desa Asparagus, Desa Lemon, dan Desa Naga Merah. Jadi saat ini, sudah banyak masyarakat yang biasanya kerja di kota kembali ke desa untuk mengelola tanah kelahirannya," katanya.
Bersama dengan bupati Sukabumi, kata Noery, AMS telah sepakat supaya anak-anak muda bisa mengeloa tanah desa. Dengan demikian, diharapkan anak-anak muda bisa berkarya untuk bisa menghasilkan ketahanan pangan minimal di daerahnya sendiri. Tapi ketika sudah besar, maka bisa juga diekspor ke luar negeri. "Kita harus menyiapkannya dari sekarang. Sehingga ke depan, kita bisa menjaga ketahanan pangan dengan baik," katanya.