Selasa 10 Nov 2020 08:16 WIB

Disbud Kota Yogyakarta Gelar Macapat

Macapat digunakan sebagai media penebar kebaikan oleh orang-orang bijak di masa lalu

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Christiyaningsih
Peserta melantunkan tembang Macapat saat Sayembara Nasional Macapat Paku Alam Cup VII di Puro Pakualaman, Yogyakarta, Jumat (1/3/2019).
Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Peserta melantunkan tembang Macapat saat Sayembara Nasional Macapat Paku Alam Cup VII di Puro Pakualaman, Yogyakarta, Jumat (1/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dinas Kebudayaan (Disbud) Kota Yogyakarta menggelar macapat atau yang dikenal dengan seni sastra tembang (puisi tradisional Jawa). Macapat ini digelar dengan menyasar generasi millennial, mulai dari pelajar SMP dan SMA di Kota Yogyakarta.

Kepala Bidang Sejarah dan Bahasa Disbud Kota Yogyakarta, Dwi Hana Cahya Sumpena mengatakan penyelenggaraan macapat digelar dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 secara ketat. Penyelenggaraannya dilakukan sejak 9-11 November 2020.

Baca Juga

"Gelar macapat kali ini, pelaksanaannya akan dibawakan lebih ringan dan cair tanpa meninggalkan pakem yang berlaku," kata Dwi dalam keterangan resminya, Senin (9/11).

Kepala Disbud Kota Yogyakarta Yetti Martanti mengatakan dengan menyasar generasi muda, kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa peka dan cinta terhadap karya sastra tradisional. Selain itu juga mampu memberikan pembelajaran untuk menghargai sastra Jawa.

"Kami mengapresiasi kegiatan gelar macapat yang menyasar bagi generasi milennial," kata Yetty.

Ia menjelaskan bait dalam macapat memiliki nilai religius tinggi. Bahkan macapat telah digunakan sebagai media penebar kebaikan oleh orang-orang bijak di masa lalu.

"Tembang macapat juga menjadi senandung cinta orang tua kepada anak-anak mereka agar mengerti akan arti kehidupan. Melalui syair dalam tembang, nilai-nilai luhur dan pitutur bijak disampaikan penuh makna," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement