REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hari Pahlawan selalu menjadi makna berarti bagi Bangsa Indonesia termasuk Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Meskipun demikian Hari Pahlawan yang tepat pada 10 November itu tidak harus dijadikan seremonial belaka.
Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Romo Benny Susetyo mengatakan makna pahlawan bukan identik dengan memegang senjata tetapi orang yang mempertahankan Nilai-nilai dasar kehidupan. "Pahlawan mempunyai makna dengan pribadinya rela memberikan berkorban segalanya bagi bangsa dan cita-cita bersama," ucapnya, dikutip laman resmi BPIP, Senin (9/11).
Menurut Alumni Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi (STFT) Widya Sasana Malang itu makna pahlawan membutuhkan makna kepahlawanan yang lebih luas dan mendalam. "Pahlawan bukan sekadar mitos melainkan mereka yang terus-menerus menemukan kreativitas dalam memberikan nilai tambah bagi kehidupan masyarakat sesuai dengan kemampuannya," jelasnya Romo.
Ia juga mengatakan makna pahlawan tidak cukup hanya mengheningkan cipta dengan menundukan kepala, tetapi meneladani sikap baik pahlawan mengabdi pada kemanusiaan, membela yang lemah, tertindas dan membela hak yang dirampas. "Tentu tak cukup menghormati mereka hanya dengan Mengheningkan cipta berulang-ulang tanpa mengaktualkan sikap dan perilaku hidup yang baik," tegasnya.
Pahlawan untuk masa depan adalah orang-orang yang mampu menggerakkan nilai-nilai Pancasila untuk roda ekonomi dan menumbuhkan harapan untuk mengembangkan potensi lokal.
Hal serupa ditegaskan Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Dr. Lian Kian, MM. Menurutnya dalam kondisi Pandemi Covid-19 ini, banyak sekali pahlawan-pahlawan dari mulai masyarakat hingga Dokter atau tenaga medis.
"Perlu menjadi renungan dan kehormatan, bahwa pahlawan di masa pandemi Covid-19 ini banyak sekali, seperti dokter tenaga medis bahkan masyarakat sekalipun," tegasnya.
Kategori tersebut dinilai memiliki nilai-nilai berarti bagi Bangsa dan Negara karena berani berkorban, memiliki nilai persatuan dan kesatuan dengan cara bergotong royong. Sementara itu dalam konteks Nation Building atau pembangunan Bangsa, kategori pahlawan adalah para pejabat yang memiliki karakter yang memiliki integritas, berkeadilan dan berpihak pada masyarakat.
"Yang selanjutnya dalam konteks Nation Building, yaitu pejabat yang memiliki integritas seperti tidak korupsi dan berpihak kepada masyarakat," tutupnya.