REPUBLIKA.CO.ID, TARAKAN -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo menyampaikan kekagumannya terhadap penanganan kasus Covid-19 di Kalimantan Utara (Kaltara) sehingga penyebaran virus corona di wilayah ini dapat ditekan menjadi paling kecil di Indonesia.
“Mudah-mudahan prestasi ini, tidak membuat kita kehilangan kewaspadaan, karena virus ini sangat berbahaya,” kata Doni saat rapat koordinasi penanganan Covid-19 di Tarakan, Senin (9/11).
Dia menjelaskan ada delapan target penanganan Covid-19 oleh pemerintah yang pertama adalah melindungi para pasien yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid dan tenaga kesehatan. Angka positif corona pada tenaga kesehatan di Tanah Air sangat tinggi lebih dari 150 orang dokter ditambah lagi sejumlah perawat dan bidan, ini harus dilindungi, ujarnya.
Dalam kondisi perang menghadapi Covid-19 yang tidak terlihat, maka aset yang paling penting adalah tenaga kesehatan atau medis. “Oleh karenanya besar harapan kami, para dokter itu perlu mendapatkan perhatian yang lebih maksimal .Terutama masalah jam kerja,” kata Doni.
Beberapa lembaga profesi kedokteran memberi masukan kepada BNPB karena rumah sakit belum optimal membatasi waktu bekerja para dokter sehingga ini bisa menimbulkan kelelahan.
Data yang diperoleh, meningkatnya kasus di rumah sakit, kemudian paralel dengan korban para dokter.
Doni berharap pengalaman tersebut terjadi di beberapa wilayah, tidak terjadi di Kaltara.
Ia mengatakan tingkat kewaspadaan terhadap Covid-19 di Kaltara luar biasa mudahan hal tersebut dipertahankan. Demikian juga tentang tracing, testing dan treatment (3T).
“Vaksinasi kita harapkan pemerintah untuk waktu yang tidak lama, presiden pasti akan memberikan yang terbaik pada bangsa kita, memilih vaksin yang tepat sehingga pada saatnya nanti masyarakat bisa mendapat vaksin,” kata Doni.
Sebelum vaksin ini diberikan kepada masyarakat, maka vaksin terbaik adalah protokol kesehatan. Dia meminta agar senantiasa saling mengingatkan untuk memakai masker, jaga jarak dari kerumunan dan mencuci tangan sesering mungkin.
“Kemudian peralatan dan perlengkapan (kesehatan) mudahan dapat terpenuhi pemerintah provinsi. Kemudian program sosialisasi dan perubahan perilaku harus selalu kita lakukan,” kata Doni.