REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Basarnas Yogyakarta mulai melakukan evakuasi terhadap kelompok rentan di sekitar Gunung Merapi. Evakuasi ini dilakukan menyusul meningkatnya status aktivitas Merapi menjadi level III atau siaga.
"Tim rescue Kantor Basarnas Yogyakarta bersama semua unsur melaksanakan evakuasi kaum rentan dan mandiri ke Barak Pengungsian Glagaharjo (Cangkringan, Sleman)," Humas Kantor Basarnas Yogyakarta Pipit Eriyanto dalam pesan tertulisnya, Sabtu (7/11) malam.
Pipit menyebut, ada 128 orang yang dievakuasi. Mulai dari lanjut usia (lansia), ibu hamil, disabilitas, anak-anak dan balita.
Sebelumnya, Kantor Basarnas Yogyakarta telah menerjunkan tim rescue untuk siaga terkait peningkatan status aktivitas Gunung Merapi menjadi level III atau siaga. Tim rescue yang diterjunkan terdiri dari 10 personel.
Ada beberapa peralatan yang dibawa tim rescue, mulai dari truk personil, peralatan evakuasi dan mobil rescue hingga tenda posko. Pipit menuturkan, dilakukannya proses evakuasi sendiri menunggu penetapan status tanggap darurat bencana akibat aktivitas Merapi.
Sementara itu, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengimbau masyarakat sekitar Gunung Merapi tidak panik. "Masyarakat saya kira tidak perlu panik, sudah hafal masyarakat di Sleman, khususnya di sekitar Merapi," kata Sultan.
Kendati demikian, menurutnya, masyarakat di sekitar Gunung Merapi sudah paham terkait ancaman erupsi. Bahkan, mitigasi bencana Gunung Merapi juga sudah dipersiapkan oleh pemerintah dan masyarakat sekitar.
"Saya minta kepada warga Kabupaten Sleman, khususnya sebelah timur, selatan maupun barat dari Gunung Merapi untuk memperhatikan bahwa Merapi ini sudah ditingkatkan statusnya dari waspada ke siaga. Saya yakin bahwa mereka sudah punya pengalaman banyak masalah Merapi," ujar Sultan.