REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) merespon peningkatan status Gunung Merapi. Dimulai sejak Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menaikkan status dari waspada (level II) ke siaga (III).
Usai peningkatan status aktivtas MDMC PP Muhammadiyah melakukan rapat koordinasi dengan pengurus-pengurus MDMC terkait secara daring. Mulai MDMC provinsi seperti DIY dan Jawa Tengah, maupun MDMC Sleman, Magelang, Klaten dan MDMC Boyolali.
Koordinator Divisi Tanggap Darurat MDMC PP Muhammadiyah, Indrayanto mengatakan, rakor dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kesiapan wilayah dan daerah lingkar Merapi dalam menghadapi status Gunung Merapi karena bisa berubah setiap saat.
"Mengingat respon siaga Merapi kali ini dilaksanakan masih dalam situasi pandemi Covid-19, kami menekankan respon dengan penerapan protokol kesehatan baik bagi petugas maupun masyarakat terdampak," kata Indriyanto, Sabtu (7/11).
Ketua MDMC PP Muhammadiyah, Budi Setiawan menuturkan, MDMC setiap daerah diminta segera menentukan langkah dan mempersiapkan potensi masing-masing. MDMC penting juga untuk menyiapkan tim kesehatan karena masih dalam suasana pandemi Covid-19. "Jangan sampai tempat pengungsian jadi klaster baru, ini harus dihindari. Karena itu, MDMC harus mengingatkan betul warga untuk taat protokol kesehatan," ujar Budi.
Budi mengingatkan, respon Merapi saat ini bukan hanya berhadapan dengan Covid-19 tapi berpotensi juga terdampak imbas La Nina. Sehingga, bencana yang dihadapi bersifat multi hazard, dan selain penanganan dibutuhkan edukasi ke masyarakat.
Ketua MDMC Magelang, Asroni melaporkan, Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah di Muntilan sudah dipakai untuk menampung warga dari Dusun Karanganyar, Desa Ngargomulyo, Kecamatan Dukun. Yang mana, masuk daerah berbahaya BPPTKG.
"Kami sudah bentuk pos koordinasi di Kantor Pimpinan Daerah Muhammadiyah dan tiga pos pelayanan di Dukun, Srumbung dan Sawangan. Kami juga siapkan Gedung Dakwah Muhammadiyah Bakalan dan Darul Arqom Muntilan sebagai penampungan tambahan," kata Asroni.
Di Balai Desa Deyangan, penampungan warga Desa Krinjing, Kecamatan Dukun, MDMC tempatkan relawan untuk melakukan pendampingan warga. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, telah pula meninjau kesiapan BPBD Magelang dan Pemdes Deyangan.
MDMC Klaten ditugaskan BPBD Klaten ditempatkan di shelter Prambanan. Sedangkan, MDMC Boyolali membantu sektor kesehatan untuk warga Desa Tlogolele dan Klakah Kecamatan Selo, jika terjadi erupsi akan diungsikan ke Kabupaten Magelang.
Koordinator Divisi Tanggap Darurat MDMC DIY, Irfan Isnaeni menambahkan, mereka sudah melaksanakan koordinasi dengan MDMC Sleman. Hasilnya, mereka sudah membentuk pos koordinasi salah satunya di Kantor Pimpinan Daerah Aisyiyah Sleman."Tiga pos pelayanan di Kecamatan Pakem, Kecamatan Turi dan Kecamatan Cangkringan," ujar Irfan.
Nantinya, MDMC Magelang akan dibantu MDMC Wonosobo, Temanggung dan Purworejo. MDMC akan Boyolali dibantu MDMC Sragen, Surakarta, Kendal dan Semarang. Sedangkan, MDMC Klaten dibantu MDMC Sukoharjo, Wonogiri dan Karanganyar.